Kamis, 18 Juli 2013

NABI DAN RASUL


NABI DAN RASUL

A. PENGERTIAN NABI DAN RASUL
Secara etimologisnNabi berasal dari kata na-ba artinya ditinggikan, atau dari kata na-ba-a artinya berita. Dalam hal ini seorang Nabi adalah seseorang yang ditinggikan derejatnya oleh Allah SWT dengan memberinya berita (Wahyu). Sedangkan Rasul berasal dari kata ar-sa-la artinya mengutus. Setelah dibentuk menjadi Rasul yang berarti yang diutus. Dalam hal ini seorang Rasul adalah seorang yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan misi, pesan (ar-risilah).
Secara terminologi Nabi dan Rasul adalah manusia biasa, laki-laki, yang dipilih oleh Allah untuk menerima wahyu. Apabila tidak diiringi oleh kewajiban menyampaikannya atau membawa satu misi tertentu, maka dia disebut Nabi (saja). Namun bila diikuti dengan kewajiban menyampaikan atau membawa misi (ar-risalah) tertentu maka dia disebut (juga) dengan Rasul. Jadi setiap Rasul juga Nabi, tetapi tidak setiap Nabi menjadi Rasul.
Sebagaimana manusia biasa lainnya Nabi dan Rasul pun hidup seperti kebanyakan manusia yaitu makan, minum, tidur, berjalan-jalan, kawin, punya anak, merasa sakit, senang, kuat, lemah, mati dan sifat-sifat manusiawi lainnya. Dalam hal ini Allah SWT berfirman :
Dan kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu Maha Melihat.

Dan Sesungguhnya kami Telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu)[777].
[777] tujuan ayat Ini ialah pertama-tama untuk membantah ejekan-ejekan terhadap nabi Muhammad s.a.w. dari pihak musuh-musuh beliau, Karena hal itu merendahkan martabat kenabian. keduanya untuk membantah pendapat mereka bahwa seorang Rasul itu dapat melakukan mukjizat yang diberikan Allah kepada rasul-Nya bilamana diperlukan, bukan untuk dijadikan permainan. bagi tiap-tiap Rasul itu ada kitabnya yang sesuai dengan keadaan masanya.
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), Sesungguhnya Aku Telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang".
84. Maka kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
Katakanlah: Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

Kami tiada mengutus Rasul Rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada Mengetahui.
Nabi dan Rasul semuanya terdiri dari laki-laki, tidak seorangpun Nabi dan Rasul terdiri perempuan. (Hal ini ditegaskan dalam surat Al Anbiya ayat 7).
B. NAMA-NAMA NABI DAN RASUL
Allah SWT tidak menyebutkan berapa banyak jumlah keseluruhan Nabi dan Rasul. Oleh sebab itu kita tidak dapat mengetahui berapa jumlah keseluruhannya. Tapi yang pasti adalah untuk setiap umat Allah mengutus seorang Rasul, seperti yang ditanyakan oleh Allah dalam firman-Nya :

Jumlah Nabi dan sekaligus Rasul yang diceritakan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an ada 25 orang; 18 orang disebutkan dalam sirat Al-An’am ayat 83-86, dan 7 orang lagi dalam beberapa ayat secara terpisah, yaitu QS. Hud: 50, QS. Hud ayat 61, QS. Hud ayat 84, QS. Ali ‘Imran ayat 33, QS. Al-Anbiya ayat 85, QS. Al-Fath 29.
Kalau diurutkan secara kronologis nama-nama Nabi dan Rasul yang 25 tersebut adalah sebagai berikut :

1. Nabi Adam as
2. Nabi Idris as
3. Nabi Nuh as
4. Nabi Hud as
5. Nabi Shaleh as
6. Nabi Ibrahim as
7. Nabi Isma’il as
8. Nabi Ishaq as
9. Nabi Ya’qub as
10. Nabi Yusuf as
11. Nabi Luth as
12. Nabi Ayyub as
13. Nabi Syu’aib as
14. Nabi Musa as
15. Nabi Harun as
16. Nabi Zulkifli as
17. Nabi Daud as
18. Nabi Sulaiman as
19. Nabi Ilyas as
20. Nabi Ilyasa’ as
21. Nabi Yunus as
22. Nabi Zakariya as
23. Nabi Yahya as
24. Nabi Isa as
25. Nabi Muhammad SAW

Dari sejumlah 25 Rasul di atas terdapat 5 orang Rasul pilihan yang bergelar Ulul ‘Azmi. Dimana Ulul ‘Azmi mempunyai makna yaitu orang yang memiliki ketabahan luar biasa, mempunyai ketetapan hati dan kesabaran, sekalipun dengan susah payah dan sangat berat dalam menegakkan syari’at Allah SWT. Para Rasul yang termasuk Ulul ‘Azmi antara lain :
1. Nabi Nuh as
2. Nabi Ibrahim as
3. Nabi Musa as
4. Nabi Isa as
5. Nabi Muhammad SAW
C. SIFAT-SIFAT NABI DAN RASUL
Status sebagai Nabi dan Rasul tidak bisa diusahakan oleh siapa pun. Jika seseorang misalnya menghabiskan seluruh waktunya untuk beribadah dan meninggalkan segala macam kesenangan dunia dengan harapan mudah-mudahan diangkat menjadi Nabi, tentu harapannya itu akan sia-sia belaka. Sabab status itu hanyalah semata-mata pemberian Allah SWT. Allah lah yang memilih dan menentukan siapa yang akan diangkat-Nya menjadi Nabi saja atau menjadi Nabi dan Rasul sekaligus. Namun demikian, sebelum mengangkat seseorang menjadi Nabi Allah SWT sudah menyiapkan dan memelihara kepribadian orang tersebut sehingga orang yang akandiangkat menjadi Nabi memiliki kepribadian yang sempurna; memiliki jiwa yang utuh, nalar yang kuat, Dan akhlak yang mulia. Begitu juga dari segi garis keturunan, seorang yang diangkat menjadi Nabi haruslah memiliki garis keturunan yang baik dan mulia. Di samping itu diangkat dan tidaknya seseorang menjadi Nabi tergantung juga kepada kondisi masyarakat dimana dai berada, apakah memang sanagat memerlukan diutusnya seorang Nabi dan Rasul untuk memperbaiki dan membimbing kehidupan mereka yang sudah sangat jauh menyimpang dari fitrah kemanusiaan.
Prasyarat kepribadian, keturunan dan kebutuhan masyarakat di atas oleh Abu Bakar Al-Jazairy diistilahkan dengan “ Muahalat An Nubuwwah”, yang intinya ada tiga hal sebagai berikut :
1. Al-Mitsaliyah (keteladanan). Artinya seseorang yang akan diangkat menjadi Nabi haruslah memiliki kemanusiaan yang sempurna; baik fisik, akal pikiran maupun rohani. Atau dengan kata lain dia haruslah merupakan pribadi yang mulia dan terpuji. Selalu menjadi panutan dan contoh teladan. Bebas dari segala sifat dan tingkah laku yang tidak baik. Oleh sebab itu kehidupan seorang calon Nabi akan selalu dipelihara dan dijaga oleh Allah SWT sejak dari kecil.
2. Syaraf An-Nasab (keturunan yang Mulia). Artinya seseorang yang diangkat menjadi Nabi haruslah berasal dari keturunan yang mulia. Mulia dalam pengertian umumu yaitu terjauh dari segala bentuk kerendahan budi dan hal-hal lain yang akan menjatuhkan martabat dan nilai-nilai kemanusiaannya. Dia haruslah orang yang terpandang dan dihormati kaumnya.
3. ‘Amil Az-Zaman (dibutuhkan zaman). Artinya kehadirannya memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengisi kekosongan rohani, memperbaiki segala kerusakan masyarakat dan menggembalikan umat manusia kepada kehidupan yang sesuai dengan fitrah penciptaannya.
Secara umum setiap Nabi dan Rasul memiliki sifat-sifat yang mulia dan terpuji sesuai dengan statusnya sebagai manusia pilihan Allah SWT, baik dalam hal-hal yang berhubungan langseng dengan Allah SWT secara vertikal maupun dengan sesama manusia dan makhluk Allah lainnya. Namun demikian secara khusus setiap Rasul memiliki empat sifat yang erat kaitannya dengan tugasnya sebagai utusan Allah yang membawa misi membimbing umat menempuh jalan yang diridhai oleh Allah SWT. Keempat sifat tersebut adalah sebagai berikut :
1. As-Shidqu (benar). Artinya selalu berkata benar, tidak pernah berdusta dalam keadaan bagaimanapun. Apa pun yang dikatakan oleh seorang Rasul-baik berupa berita, ramalan masa depan dan lai-lain selalu mengandung kebenaran. Mustahil seorang Rasul mempunyai sifat kazib atau pendusta, karena hal tersebut menyebabkan tidak adanya orang yang akan membenarkan risalahnya. Sedangkan orang yang biasa saja yang mempunyai sifat pendusta, tidak akan dipercaya orang apalagi seorang Rasul.
2. Al-Amanah (dipercaya). Artinya seorang Rasul selalu menjaga dan menunaikan amanah yang dipikulkan ke pundaknya. Perbuatannya akan selalu sama dengan perkataannya. Dia akan selalu menjaga amanah kapan dan di mana pun, baik dilihat dan diketahui oleh orang lain maupun tidak. Oleh sebab itu mustahil seorang Rasul berkhianat, melanggar amanat atau tidak setia kata dan perbuatan. Seseorang yang memiliki sifat khianat tidak pantas menjadi Nabi, apalagi Rasul.
3. At-Tabligh (menyampaikan). Artinya seorang Rasul akan menyampaikan apa saja yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk disampaikan. Tidak akan satu pun bujukan atau ancaman yang menyebabkan dia menyembunyikan sebagian dari wahyu yang wajib disampaikannya. Mustahil seorang Rasul menyembunyikan wahyu Ilahi. Jika itu terjadi tentu batal nubuwah dan risalahnya.
4. Al-Fathanah (cerdas). Artinya seorang Rasul memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, pikiran yang jernih, penuh kearifan dan kebijaksanaan. Dia akan mampu mengatasi persoalan yang paling dilematis sekalipun tanpa harus meningglkan kejujuran dan kebenaran.
D. TUGAS DAN MUKJIZAT PARA RASUL
Semua Rasul yang diutus oleh Allah SWT mempunyai tugas yang sama yaitu menegakan kalimat Tauhid La Ilaha Illallah, mengajak umat manusia hanya beribadah kepada Allah SWT semata, menjauhi segala macam Thaghut dan menegakkan agama (iqamatu ad-din) dalam dalam seluruh kehidupan. Tentang hal ini Allah SWT berfirman :
Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku".
Untuk membuktikan kerasulan dan kebenaran ajaran yang dibawa mereka, serta untuk menjawab tantangan dan mematahkan argumentasi para penentang, para Rasul dilengkapi oleh Allah SWT dengan mukjizat yaitu kejadian luar biasa (khawari qul ‘adah) yang terjadi atasijin Allah SWT. Mukjizat para Rasul berbeda-beda satu sama lain sesuai dengan kecenderungan umat masing-masing atau situasi yang menghendaki. Misalnya mukjizat Nabi Ibrfahim AS tidak hangus terbakar di dalam api besar yang menyala – bahkan beliau merasakan kenyamanan berada di dalamnya – bukanlah dengan maksud mendemostrasikan kemampuanya “tahan api”, tetapi memang keadaan waktu itu yang menyebabkan Allah memilihkan mukjizatr ini untuk Ibrahim Khalilillah. Mukjizat Nabi Musa AS antara lain membelah lautan dengan tongkat, lalu terbentang jalan raya di tengahnya, atau sebelumya tongkat menjadiular besar yang melahap habis ular-ular tukang sihir suruhan Fir’un, memang sesuai dengan tantangan dan situasi yang dihadapi oleh Musa Kalimullah waktu itu. Begitu juga mukjizat Nabi IsaAS bisa menyembuhkan bermacam-macam penyakit berat yang tidak mampu disembuhkan oleh “dokter-dokter ahli” waktu itu sesuai dengan kecenderungan dan prestasi pengobatan masa itu. Tapi khusus pada Nabi Muhammad SAW di samping mukjizat yang bissiyah (inderawi) keluar air dari sela-sela jari-jarinya untuk keperluaan para sahabat berwudlu, beliau dilengkapi dengan mukjizat yang abadi sepanjang masa yaitu kitab suci Al-Qur’an. Hal iu sesuai dengan tugas beliau sebagai Rasul untuk seluruh umat manusia sampai akhir jaman nanti, berbeda dengan Rasul-rasul sebelumnya yang hanya diutus untuk umat dan masa tertentu saja.
Kejadian luar biasa (khawariqul ‘adah) bisa juga terjadi pada orang-orang shaleh yang sangat dekat dengan Allah SWT atau yang lazim disebut Waliullah seperti makanan yang selalu tersedia dimihrab tempat Maryam ibunda ‘Isa berada, padahal tidak ada yang mengantarkannya. Tatkala hal itu ditanyakan oleh Zakariya, Maryam menjelaskan bahwa makanan itu dari Allah SWT. Allah SWT berfirman :

Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.
kalau yang terjadi pada diri Nabi dan Rasul disebut Mukjizat, tapi kalau yang terjadi pada Waliullah dinamakan Karamah (keramat).
Baik Mukjizat atau Karamah keduanya hanya semata-mata pemberian Allah SWT, sama sekali tidak bisa diusahakan atau dipelajari, apalagi diajarkan. Datangnya pun tidak bisa diduga, dan hal yang sama belum tentu terjadi dua kali. Kalau Mukjizat dimaksudkan untuk membuktikan kenabian dan kerasulan serta untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh Nabi dan Rasul, maka karamah dimaksudkan untuk memulaikan para kekasih Allah tersebut.
Selain daripada itu, segala bentuk kejadian luar biasa digolongkan kepada ilmu yang bisa benar dan bisa salah; bisa sebenarnya terjadi dengan sebab-sebab yang tidak diketahui oleh orang yang menyaksikannya atau hanya semacam tipuan atau sulap yang tidak mengubah kenyataan sedikit pun, seperti halnya tali-tali yang disihir oleh tukang sihir suruhan Fir’aun sehingga menjadi ular-ular, pada hakekatnya tali itu tetap tali, Cuma dengan ilmu yang dimiliki oleh tukang sihir tersebut terlihat sebagai ular beneran.
Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa kesaktian yang dimilki oleh orang-orang tertentu yang bisa dipertontonkan, bisa diajarkan dan bisa pula dipelajari, bukanlah karamah atau keramat, karena karamah tidak bisa dimiliki, tidak bisa dipelajari,apa lagi diajarkan.
E. RASUL-RASUL YANG ULUL ‘AZMI
Rasul-rasul yang digelari Ulul ‘Azmi ada lima orang yaitu : Muhammad SAW, Nabi Nuh, Nabi Isa, Nabi Ibrahim dan Nabi Musa. Allah berfirman :

Maka Bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul Telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, Maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.
Ulul ‘Azmi maksudnya teguh hati, sabar, segala cita-cita dikejar dengan segenap tenaga yang dimilki, hingga akhirnya tercapai juga. Sedangkan Rasul-rasul yang Ulul ‘Azmi maksudnya adalah para Rasul yang paling banyak mendapat tantangan, paling banyak penderitaan, tapi mereka tetap teguh, tabah sabar dan terus berjuang hingga mereka berhasil mengembangkan tugas yang dipikulkan oleh Allah SWT.
F. MUHAMMAD RASULULLAH SAW NABI YANG TERAKHIR
Nabi Muhammad SAW diutus Allah SWT sebagai Nabi dan sekaligus Rasul yang terakhir dari seluruh rangkaian Nabi dan Rasul. Tidak ada Nabi sesudah beliau. Hal itu ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya :

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu[1223]., tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
[1223] Maksudnya: nabi Muhammad s.a.w. bukanlah ayah dari salah seorang sahabat, Karena itu janda Zaid dapat dikawini oleh Rasulullah s.a.w.
Sebagai Nabi yang terakhir beliau telah menyempurnakan “bangunan” dinullah yang telah mulia dikerjakan secara berharap oleh para Nabi dan Rasul sebelumnya. Sehingga sekarang bangunan itu menjadi indah dan sempurna. Perumpamaan seperti itudiberikan sendiri oleh beliau dalam sabdanya yang artinya :
“perumpamaan aku dan seluruh Nabi-nabi lainnya adalah seperti orang yang mendirikan bangunan, ia telah menyempurnakan dan memperindah bangunan itu seluruhnya kecuali hanya sebuah batu bata yang belum dipasang di salah satu sudut bangunan itu. Orang-orang yang mengelilingi dan mengagumi bangunan itu berkomentar : “Alangkah baiknya kalau batu bata itu diletakan ditempat yang kosong itu.” Sayalah batu bata itu, dsan sayalah penutup Nabi-nabi itu.”(Hadits Muttafaqun ‘alaih)
Sebagai Nabi yang terakhir, dengan bangunan dinuullah yang indah dan sempurna, Muhammad Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia sepanjangjaman sampai hari kiamat nanti. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam firmannya :
Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui
Riwayat Hidup Ringkasan Rasulullah SAW
Beliau dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah, bertepatan dengan tahun 571 M. Ibunya bernama Aminah binti Wahab bin Zuhrah bin ‘Abdi Manaf. Bapaknya bernama Abdullah Munthalib bin Hasyim bin ‘Abdi Manaf. Garis keturunan ibu bapak Rasulullah SAW bertemu pada ‘Abdi Manaf bin Qushay, yang kalau diteruskan keatas lebih kurang 17 keturunan lagi bertemu dengan Nabi Ismail as.
Beliau lahir sebagai yatim. Waktu balita disusui oleh Haimah As-Sa’diyah diperkampungan bani Sa’ad Thaif. Pada umur 6 tahun ibunya meninggal dunia sehabis ziarah ke Yatsrib. Sejak itu sampai umur 8 tahun beliau diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib. Seterusnya diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Waktu dibawah asuhan Abu Thalib sudah berusaha sendiri mencari nafkah membantu pamannya dengan mengembalakan ternak dan berdangang ke Syam.
Pada umur 25 tahun beliau menikah dengan Khadijah binyi Khuwailid, seorang janda kaya bangsawan Quraisy yang dikenal berbudi baik. Dengan Khadijah beliau mendapatkan 2 anak laki-laki (Qasim dan Abdullah) dan empat anak perempuan (Fatimah, Zainab, Ruqayyah dan Umu Kaltsum). Sepeninggalan Khadijah RA beliau menikah beberapa kali lagi antara lain dengan ‘Aisyah putri Abu bakar, Hafshah putri Umar Mariyah Al-Qibthiyah dan lain-lain. Dengan maria beliau mendapatkan seorang anak putra yang diberi nama Ibrahim, semua anak laki0laki beliau meninggal waktu kecil.
Umur 40 tahun beliau diangkat menjadi Nabi, ditandai dengan wahyu yang pertama di Gua Hira’ waktu beliau sedang mengasingkan diri untuk merenung (Tahanuts). Sejak itu secara bertahap beliau menerima wahyu sampai akhirnya lengkap sebagai Kitab Suci, turunnya wahyu tersebut mencakup dua periode Mekah dan Madinah.
Beliau memulai menyampaikan dakwahnya kepada keluarga sendiri, kemudian keluarga terdekat, sahabat-sahabat dan seterusnya kepada orang banyak. Mula-mula beliau berdakwah secara rahasia (± 2 tahun) mengingat suasana Mekkah yang mengizinkan untuk berdakwah secara terang-terangan. Beliau banyak mendapatkan hambatan, tantangan dan cobaan-cobaan terutama dari kaum musyrikin Quraisy. Beliau pernah mencoba hijrah ke Thaif tetapi tidak mendapat sambutan baik, bahkan dilempari dengan batu. Akhirnya sewaktu beliau berumur 52 tahun Allah SWT memerintahkan beliau dan kaum muslimin hijrah Yatsrib yang kemudian menjadi Madinah. Selama periode Madinah terjadi beberapa peperangan dengan berbagai peperangan dengan berbagai pihak yang menentang, diantanya adalah perang Badar, perang Uhud, Khandaq, Hunain dan lain-lain. Akhirnya beliau dapat kembali ke Mekkah sebagai pemenang (Fathu Mekkah) tetapi tidak menetap., pada bulan Rabu;ul Awwal tahun 633 pada umur 62 tahun beliau meninggal dunia.
Pada umur 52 tahun beliau mengalami satu peristiwa yang luar biasa yaitu Isro Mi;raj, peristiwa itu terjadi pada tahun duka cita (‘amul hazni) setelah Khadijah dan Abu thalib meninggal dunia.
Profil Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah
1. Mempunyai fisik yang sempurna, lidah yang fasih dan otak yang cerdas
2. Memerlukan makan, minum, tidur, pakaian dan kebutuhan fisik lainnya. Merasa sakit, senang dan perasaan lainnya seperti manusia biasa
3. Mempunyai istri dan anak-anak
4. Buta huruf(umum), tidak biasa membaca dan menulis dan tidak pernah berguru kepada siapapun.
5. Dipelihara oleh Allah SWT dari segala perbuatan yang tidak baik sejak kecil, sehingga seluruh kehidupan seluruh kehidupan beliau penuh dengan keteladanan.
6. Berasal dari keturunan (nasab) yang mulia dan terpandang.
7. Berakhlak mulia (shidiq, amanah, tabligh, fathanah, sabar, pemaaf, penyayang, penyantun, penyantun, pemberani, pemurah dan lain-lian).
8. Memulai dakwah Islam kepada keluarga dan orang-orang terdekat sebelum kepada masyarakat umum.
9. Tabah dalam menghadapi segala penderitaan dan cobaan dalam menyampaikan Risalah Islamiyah.
10. Memikirkan taktik dan strategi dakwah yang sangat tepat sehingga bisa berhasil dengan gemilang dalam waktu singkat.
Hal itu terlihat antara lain pada nuktah berikut ini:
- Dakwahlah secara rahasia
- Dakwah secara terang-terangan
- Kaderisasi dirumah Al-Arqam bin Abil Arqam
- Memerintahkan kepada beberapa orang sahabat orang sahabat untuk mencari perlidungan ke Habsyah
- Berusaha hijrah ke Thaif
- Hijrah ke Madinah
- Membuat konstitusi Madinal
- Perang
- Mengirim surat dan urusan kepada pembasar-pembesar di luar negeri
- Dan lain-lain
11. Memiliki kepribadian yang sempurna dalam segala segi, baik sebagai sebagai sebagai suami, bapak, sahabat, guru panglima perang, maupun sebagai kepala negara, sehingga beliau menjadi uswatun hasanahbagi seluruh umat.
12. Selalu dibimbing oleh Alloh SWT dengan wahyu baik yang langsung maupun yang tidak langsung (Al-Qur’an) maupun yang tidak langsung (hadits Qudsi dan hadis nabawi).(Hakekat islam, BPK, 1991, dengan tambahan).
Berdasarkan Bukti Kebenaran Nubuwah dan Risalah Nabi Muhammad
Ada beberapa bukti yang menunjukan kebenaran nabuwah dan risalah Nabi besar Muhammad SAW, antara lain:
1. Basyarat (berita tentang kedatangan Nabi Muhammmad SAW)yang terdapat pada Kitab-Kitab suci sebelumnya. Al-Qur’an menyebutkan tentang adanya basyarat itu dalam beberapa ayat,antara lain:
”Dan ingatlah ketika Isa putra Maryam berkata:”Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Alloh kepadamu, memberikan Kitab Suci sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan ()datangnya seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).”Maka tak kala Rasul itu datang kepada dengan membawa bukti-bukti yang nyata mereka berkata:”Ini adalah sihir yang nyata.”(As-Shaf 61:6)
”Yaitu orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis didalam Taurat dan injilyang ada disisi mereka....”(Al-A’raf 7:157)
Bahkan didalam Taurat dan injil dijelaskan juga ciri-ciri dan tanda-tanda serta sifat-sifat Nabi yang terakhir itu, sehingga ulama abdul kitab sangat mengerti dan menunggu kedatangannya Al-Qur’an mengatakan mereka (ulama abdul kitab) telah mengenal Nabi Muhammad SAW (sebelum kedatangannya)seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri:
”Orang-orang yang telah kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri.”(Al-An’am 6:20)

Sebagai contoh Abdulah Kitab yang sangat mengenal Nabi Muhammad SAW sebelum kedatangan beliau adalah SalmanAl-Farisi Kaisar Heraklius, Raja Najasyi, Abdullah bin Salam dan lain-lain. Kita kutip komentar Heraklius kepada Abu Sofyan:”sebelumnya saya sudah tahu akan datang seorang Nabi tetapi tidak menduga kalau nabi itu datang dari bangsakalian.”(Ar-Rasul oleh Sa’id Hawwa, jilid II, 1979, hal. 228). Tetapi Abdul Kitab telah menghapus dan memalsukan basyarat itu sehingga sulit didapatkan teksnya dalam taurat dan injil sekarang ini. Namun deikian masih tetap ada beberapa bagian dari Al-Kitab sekarang ini yang memuat basyarat itu. Sa’id Hawwa mencatat 17 basyarat yang dia temukan (Ar-Rasul, hal 227-228), Al-Jazairy mencatat 3 basyarat (’Aqidah Al-Mukmin, hal.334-336).
2. Mukjizat yang dianugrahkan oleh Allah SWT kepada beliau antara lain:
a. Al-Qur’an Al-Karim sebagai mukjizat abadi
b. Keluar air dari sela-sela jari beliau yang cukup untuk memberi minum 1400 orang laki-laki perempuan (HR> Bukhari).
c. Melipat gandakan makanan sehingga makanan yang sedikit cukup untuk lebih kurang 1000 orang prajurit waktu perang Khandaq (Hadits Muttafaqun’alaih).
d. Mengembalikan mata Qatadah yang tercukil waktu perang Uhud, sehingga kembali seperti semula(Sarah Ibn Hisyam).
e. Makanan mengucapkan tasbih dihadapan beliau yang bisa didengar oleh sahabat (HR. Bukhari).
f. Bulan berbelah dua menjawab permintaan orang-orang Quraisy (Al-Qamar 54:1).
g. Batu dan pohon kayu memberikan salam kepada beliau yang bisa didengar dan disaksikan oleh orang banyak (HR. Bukhari, dan tirmizi).
h. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj.
3. Nubuat (ramalan tentang apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang) yang selalu tepat misalnya antara lain:
a. Nubuat tentang mati syahidnya Umar dan Ustman diriwayatkan oleh anas bin malik RA bahwa tat kala Rasulullah, Abu Bakar, Umar dan Ustman mendaki bulit Uhud beliau bersabda:”Kokohlah wahai Uhud diatasmu ada Nabi, Shidiqdan dua orang syahid (As-Syahiidani)”(HR.Bukhari).
b. Nubuat tentang tidak akan terjadinya fitnah antara sesama Muslim selama Umar masih hidup. Rasulullah bersabda:”Fitnah tidak akan menimpamu selama bersamu masih ada Umar.”(HR. Thabrani). Sejarah mencatat bahwa fitnah itu terjadi pertamma kali di zaman Usman bin ’Affan.
c. Nubuat tentang Hasan bin Ali, cucu Rasulullah SAW yang akan menjadi pendamai antara dunia golongan besar kaum muslimin.”(HR> Bukhari). Sejarah mencatat tanazul (mundur)nya hasan dari jabatan khalifah dan menberikannya kepadam Mu’awiyah bin Abi Sufyan telah mendamaikan kelompok Ali dan Mu’awiyah.
d. Nubuat tentang Sa’ad bin Abi Waqas waktu dia sakit keras di Mekkah yang diduga akan meninggal dunia. Rasulullah SAW bersabda kepadanya:”Semoga engkau hidup (sehat)sehingga engkau bisa memberi manfaat kepada beberapa kaum dan memberi mudharat bahwa Sa’ad sehat dan kemudian berhasil menaklukan Iraq. Melalui dia banyak yang masuk islam (mendapat manfaat) dan tentu saja orang-orang kafir yang dikalahkannya mendapatkan mudharat. Tentu masih banyak lagi nubuat Rasulullah SAW selain yang disebutkan diatas, misalnya tentang masalah kekhalifahan 30 tahun rasul, sesudah itu datang masa pemerintahan Raja-Raja yang menggigit...(HR.Abu Daut). Terbukti dengan dengan berakhirnya masa ke khalifahan Hasan bin Ali dan mulainya pemerintahan sistem kerajaan dimasa Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Atau ramalan tentang keadaan umat Islam yang akan diperebutkan oleh musuh-musuh seperti makanan yang diperebutkan oleh binatang lapar bukan karena jumlah umat Islam yang sedikit, tapi karena tidak berkualitas disebabkan penyakit waban (cinta dunia) dan takut mati (HR. Abu Daud).atau nubuat tentang tanda-tanda hari kiamatseta nubuat lain-lainnya (untuk mengetahui lebih lebih terperinci baca Ar-Rasul hal.121 142 jilid II).
4. Kesaksian milyaran umat Islam sampai sekarang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadah. Suatu kesaksian yang sangat mutawatir sekali.
5. Kenyataan bahwa rasulullah SAW
- yang membawa ajaran yang begitu lengkap dan sempurna
- adalah seorang ummi yang tidak pernah berguru kepada siapapun. Dan Rasulullah tidak pernah menyampaikan ajaran apapun sebelum umur 40 tahun
- sebelum wahyu pertama turun.
Demikianlah beberapa bukti kebenaran Nubuwah dan risalah nabi Muhammad SAW. Lebih dari itu semua, bagi kita yang beriman semua firman Allah SWT dalam Al-Qur’an saja sudah cukup menjadi bukti akan kebenaran bahwa beliau memang seorang Nabi dan Rasul yang terakhir diutus oleh Allah SWT untuk membimbing umat manusia sampai akhir zaman nanti.
G. IMAN KEPADA SELURUH NABI DAN RASUL
Seorangmuslim wajib beriman kepada seluruh Nabi dan Rasul yang telah diutus oleh Allah SWT, baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak disebutkan. Bagi yang tidak disebutkan namanya kita wajib beriman secara Ijmal saja, sedangkan bagi yang disebutkan namanya kita wajib beriman secara Tafshil.
Seorang muslim wajib membenarkan semua Rasul dengan sifat-sifatnya, kelebihan dan keistimewaan satu sama lain, tugas dan mukjizat masing-masing seperti yang dijelaskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya di dalam Ql-Qur’an Al-Karim dan Sunnah Rasul. Tidak sah iman seseorang yang menolak walau hanya satu orang Nabi atau Rasul dari seluruh Nabi dan Rasul-rasul yang diutus oleh Allah SWT. Dalam hal ini Allah berfirman :
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan[373] antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir),
151. Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. kami Telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.

[373] Maksudnya: beriman kepada Allah, tidak beriman kepada rasul-rasul-Nya.
Seorang muslim wajib mengimami bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup sekian Nabi-nabi. Tidak ada lagi Nabi sesudah beliau. Nabi Muhammad SAW adalah afdhalul anbiya’ wal mursalin (yang paling utama dari seluruh Nabi dan Rasul) dan tentu saja afdhalul khalq (makhluk Allah yang paling utama) (HR. Muslim dan Tarmizi).