Jumat, 26 Juli 2013

Do’a



Religious Myspace Comments
MyNiceSpace.com
Bismillahirrohmaanirrohiim.
Ya Robbi…..
Engkau Pemilik Seru sekalian Alam
Engkau Robb yang Maha Perkasa dan Maha Gagah
Engkaulah Penguasa dari segala Penguasa
Merajai Raja sekalian Raja
Ya Robbi……
Kelu Lidahku untuk mengutarakan Maksud dan tujuan
Karena Engkau terlebih dulu tahu sebelum aku mengutarakan
Bagaimana mungkin Engkau lalai dari segala urusan?
Karena Engkau meliputi disetiap keberadaan
Ya Robbi…….
Engkau hantarkan Nur kepada sekalian Alam dan berpusat pada Insan
Setelah itu Engkau jadikan Nur itu menjadi Iman dan Keyakinan
Dengan berkah dari NURUN ALA NURIN maka tetapkan kami dalam Pendirian
Istiqomah dalam ketauhidan dan kema’rifatan
Masukkan kami dalam Kasih SayangMu Ya Robb………..
Masukkan kami dalam limpahan RahmatMu Ya Robb…………
Masukkan kami dalam Nik’mat memandang WajahMu yang Agung Ya Robb……………
Masukkan kami dalam Alkah Hadirat di SisiMu Ya Robb…………..
Sungguh telah Engkau nyatakan atas diri kami La Hawla wala Quwwata…………..
Dan Engkau Tegaskan pada Kami bahwa La Ilaha Illallah……………
Kemana lagikah kami bisa berpaling…???
Timur dan Barat telah Engkau maklumatkan bahwa Engkau lah yang meliputi
Bahkan seluruh Jagad Alam Semesta sampai kepada Diri yang FAKIR ini
Engkau meliputi tiap-tiap segala sesuatu….
Bagaimana Mungkin pandangan kami bisa tertuju ke lain dari selain Engkau Ya Robb?
Engkau telah Tanamkan Keyakinan pada diri Kami…..
Bahwa Kemana saja Kami menghadap disitu adalah Wajah Engkau
Sungguh…! Siapakah yang tidak Bahagia dan senang bila MemandangMu
Karena itu Ya Robb……
Hanya satu yang Ku pinta…. walaupun Malu untuk ku utarakan….
Karena Engkau lebih dulu tahu sebelum ku Meminta
Tetapi Adabku kepada Engkau mengharuskannya untuk menjahirkan
Ya Robbi…….
Ya Robbi…………
Ya Robbi………………
Aku ingin bersama Engkau selalu selamanya dan seterusnya tidak terpisah sampai kapanpun juga.
Aamiin…….. Aamiin…….Aamiin….. Ya Robbal ‘Alamiin…



Iman

Jika kita berbicara Tentang Iman, tentu Porosnya adalah “HATI”. Karena Iman itu adalah urusan Hati, persoalan Hati dan apa saja yang berkaitan dengan Hati.
Siapa sih… yang tidak mengetahui apa itu “IMAN”, dari yang awam sampai kepada yang paham mengatakan bahwa IMAN itu artinya “PERCAYA”.
Alhamdulillah………………….. ternyata banyak yang mengetahui apa itu iman!
Tetapi yang perlu disadari adalah sudah benarkah Iman kita ?
Sudah sesuai kah Iman yang kita katakan dengan Kenyataan?
Apabila Iman hanya sebatas di bibir saja, berrarti itu hanya TEORI..!!!!
Iman itu urusan Hati, berarti perasaan Hati yang berperan. Apa yang dirasakan…, ya sesuatu yang di Percayainya. Jika dikatakan ber Iman Kepada Allah, Sudahkah merasakan dan berjumpa Allah….???
Jika dikatakan ber Iman kepada Malaikat, sudahkah merasakan dan bertemu dengan Malaikat…???
Jika dikatakan ber Iman kepada Kitab, sudahkah Makna yang terkandung dalam kitab dirasakan manis lezatnya…??
Jika dikatakan ber Iman kepada Rosulullah sudahkah berasakan dan bertemu dengan Beliau…??? dst….dst….dst….
Setinggi Apapun Ilmu yang dituntut, Selama waktu berapapun belajar, sebesar apapun penutup kepala, jika tidak bisa merasakan dan bertemu dengan yang di Imani maka belumlah dikatakan ber IMAN.
Bagaimana mungkin mempercayai sesuatu sedangkan ia tidak melihat kepada sesuatu itu?
Bagaimana mungkin dikatakan benar percaya akan Allah dan RosulNya tapi dalam kenyataannya tidak melihat dan bertemu dengan Allah dan RosulNya.
Jika tidak melihat dan bertemu maka Batallah Musyahadahnya (Kesaksiannya). Sehari semalam 5 waktu Sholat dan 9 kali bersyahadat, tetapia tidak melihat dan bertemu dengan yang di SYAHADATKAN..!! Maka bagaimanakah demikian…!!!!!
Beruntunglah mereka-mereka yang Sholat dan tidak lalai karena selalu ingat, bisa ingat karena Kenal dengan yang di Ingat.
Dan Celakalah mereka-mereka yang Sholat  yang di dalam Sholat itu ia lalai karena tidak bisa mengingat Allah, tidak bisa ingat karena tidak mengenal Allah, yang di kenal hanyalah NamaNya saja belum lagi mengenal kepada yang punya nama ALLAH.
Wallahu a’lam………………………

Ilmu

Bismillahirrohmaanirrohiim.
Rosulullah Saw bersabda : “Diwajibkan bagimu menuntut Ilmu baik Laki-laki maupun Perempuan”.
Keutamaan Ilmu di ibaratkan Nabi adalah laksana Bulan Purnama. Sebagaimana yang pernah di sabdakan oleh Beliau : “Bahwa perbedaan orang Alim (Berilmu) dengan orang Abid (Ahli Ibadah semata) adalah laksana Bulan Purnama dengan Bintang.
Tentu jika kita menyimak dari kedua hal tsb diatas, bahwa seseorang sampai diwajibkan menuntut Ilmu itu dikarenakan Keutamaan Ilmu itulah yang akan menjadi jembatannya untuk menuju kepada Allah Swt.
Tanpa Ilmu bagaimana mungkin seseorang sempurna dalam amal ibadahnya, Bagaimana sempurna Wudhunya, Sholatnya, Puasanya dsb.
Orang yang beribadah semata tanpa mengetahui ilmunya maka sama halnya dengan anak kecil yang lagi ibadah, tidak mengerti siapa yang ditujunya dan untuk apa ia beribadah.
Dan sebaik-baik Ilmu itu ialah ilmu tentang Ma’rifatullah atau Mengenal kepada Allah. Dikatakan bahwasannya : “Awaluddin Ma’rifatullah” (Awal seseorang itu beragama ialah mengenal akan Allah). Jika demikian apabila seseorang beribadah, beramal tetapi tidak mengetahui atau mengenal akan Allah Swt maka mereka itu belumlah dikatakan Beragama walaupun dari sisi Jahirnya ia termasuk Islam.
Islam itu ada dua macam :
  1. Islam Indallah yaitu : Mereka yang Masuk di dalam Islam benar-benar mengerti akan Allah dengan didasari Ma’rifatullah, sehingga mereka dikatakan Islam di sisi Allah.
  2. Islam Indannas yaitu : Mereka yang semenjak terlahir kedunia ini memang sudah di dalam keadaan beragama Islam dikarenakan Nenek Moyangnya, Datuknya, Kai Neneknya, Mama Bapaknya semua Islam sehingga iapun lahirlah dalam keadaan Islam. Padahal tidak mengerti dan mengenal akan Allah Swt. Mereka ini dikatakan Islam di sisi Manusia (Islam Keturunan).
Dari kedua hal tersebut diatas memberikan masukan kepada kita dimanakah posisi kita saat ini? Sudahkah kita termasuk Islam Indallah? Atau apakah Saya hanya Islam Indannas, Islam keturunan, Islam KTP, Islam sebutan Manusia? tapi kenyataannya Jauh sekali dengan Allah karena tidak kenal dengan Allah Swt.
Oleh karena itu untuk mencapai di dalam maksud tujuan yaitu Allah Swt, perlulah adanya bekal Ilmu sebagai sarana untuk menuju kesana.
Ilmu Ma’rifat dan Tauhid adalah Ilmu yang Utama sebagaimana Rosulullah Saw dan Para Nabi semuanya pertama yang diajarkan Adalah Ilmu tentang Tauhid. Sebab Tauhid itulah yang akan mensucikan Amal perbuatan pabila ada perbuatan yang mengandung Syirik dan Khurafat.
Tetapi kenyataannya saat ini seolah-olah terbalik! Ilmu Syari’at/Fiqih itu yang diutamakan sedangkan Ilmu Tauhid dan Ma’rifat boleh dituntut jika sudah berumur 40 tahun. Lalu bagaimana dengan mereka yang umurnya tidak sampai umur 40 tahun sudah MATI belum bisa mentauhidkan Allah karena tidak mengetahui Ilmunya? Heee…..heee….. Sudah pasti mereka yang tidak bertauhid karena tidak tahu Ilmunya apalagi tidak mau tahu…… akan di KAPORIT, DISIKAT, DI GOSOK Dll di Neraka.
Orang Islam yang tidak bisa mentauhidkan Allah Swt maka Luarnya (jahirnya) saja yang Islam tetapi Batinnya belumlah dikatakan Islam.
Karena itu Tuntutlah Ilmu Tauhid itu jika bisa mulai di waktu buaian sampai ke liang lahat, Bukan menunggu sampai umur 40 tahun! Ketinggalan…… Bo!. Entar Ente Habis umur……belum dapat ilmunya tunggu saja saat kematian.