SIAPKAH MENGHADAPI KEMATIAN….?
Sudah
menjadi hal yang sangat wajar seseorang itu takut akan kematian, bahkan
mungkin sudah menjadi tradisi massal. Dimana seseorang itu baik ia
laki-laki maupun perempuan, tua ataupun muda, kaya ataupun miskin,
berpangkat kedudukan maupun hanya sebagai bawahan, raja maupaun rakyat
jelata, yang alim maupun yang bodoh. Hampir seluruh manusia itu takut
akan kematian yang akan mendatanginya, bahkan jika di lihat lebih banyak
yang tidak siap untuk menghadapinya dari pada yang siap.
Kenapa
demikian?, itu semua di karenakan kurangnya pengetahuan tentang apa sih
hakikat kematian itu dan mengapa harus ada kematian serta apa tujuan
dari kematian itu.
Inilah
yang menjadi polemik di dalam kehidupan manusia itu, sehingga ia
menginginkan agar bisa hidup 1000 tahun lagi atau bahkan hidup selamanya
dan tidak akan mati.
Bayangan-bayangan
tentang siksaan dalam kubur, datangnya dua orang Malaikat yang siap
untuk bertanya kepadanya tentang Siapa Tuhanmu?, Siapa Nabimu?, Apa
Kitabmu?, Siapakah Saudaramu,? Dan dimana Kiblatmu?, semakin membuat
dirinya ciut untuk menghadapi kematian itu. Belum lagi ditambah oleh
prasangka tentang selamat kah aku nanti atau celaka kah aku nanti?,
Neraka kah tempatku atau surgakah yang akan menjadi tempat tinggalku?.
Semuanya membuat diri semakin merinding jika membayangkan akan kematian.
Dan
jujur jika ditanyakan kepada kita, seandainya besok adalah hari
terakhir bagimu dimuka bumi ini….. sudah siapkah engkau menerimanya
dengan resiko yang engkau sendiri belum mengetahuinya…?, siapakah yang
bisa menolongmu dari kematian yang akan datang kepadamu…?
Wahai…. Para Abid (Ahli Ibadah), dimanakah engkau…..? siapkah engkau menghadapinya…………..
Wahai…. Para penghafal Al-Qur’an, dimanakah engkau…? Siapkah engkau menghadapinya…………..
Wahai…. Para penghafal Hadits, dimanakah engkau……….? Siapkah engkau menghadapinya………….
Wahai…. Para pemuka-pemuka agama, dimanakah engkau….? Siapkah engkau menghadapinya………….
Wahai….Yang mengaku paling benar dalam urusan Agama, dimanakah engkau…? Siapkah engkau menghadapinya………………….
Wahai…. yang mengaku telah mengenal akan Allah, dimanakah engkau……? Siapkah engkau menghadapinya…………………..
Wahai…. Para Imam-imam, Syekh, Guru, Ustazd, dimanakah engkau….? Siapkah engkau menghadapinya……….
Wahai
yang selalu mempermasalahkan perbedaan-perbedaan dalam urusan agama,
apakah engkau juga sudah siap untuk menghadapinya………..
Lalu
hati kecil mengatakan, : Ya…. Robbii’, tidaklah urusan Kematian itu
melainkan Rahasia Engkau dan Engkaulah yang mengaturnya termasuk juga
urusan Akhirat itu, apakah Surga yang Engkau berikan kepadaku ataukah
Neraka yang Engkau berikan itupun Rahasia dan Urusan Engkau. Tidak ada
pengetahuan pada diri kami tentang itu dan kami hanya pasrah……………
terserah kepada Engkau saja Ya….. Robb.
Sungguh……, suatu penyerahan diri yang sangat luar biasa. Akan tetapi kenapa masih gelisah jika teringat
akan kematian….?, kenapa masih merasa tidak sanggup jika seandainya
Allah menceburkan dirinya ke jurang Api Neraka…? Kenapa…………?, dan
kenapa…………?.
Berimanlah Kepada Allah dengan sebenar-benarnya ke imanan, janganlah hanya sekedar dimulut saja………..
Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, janganlah hanya agar orang lain melihat anda taqwa……………
Mengenal lah kepada Allah dengan sebenar-benarnya Pengenalan, jangan hanya sekedar mengaku-mengaku………………
Sungguh……,
hanya Pencinta Sejati yang Mengenal akan Allah lah yang siap menghadapi
akan kematian itu dan siap menerima resiko apapun yang diberikan Allah
atas dirinya. Ikhlas dan Ridho atas segala keputusan-keputusan Allah
yang berlaku atas dirinya. Dan tidak ada Ketakutan sedikitpun juga serta
tidak berduka cita.
Mereka
berserah diri dengan sebenar-benarnya penyerahan karena mereka mengenal
dan mengerti akan Allah Swt, dan Allah akan menjamin serta menolongnya.
Dan Allah lah sebaik-baik penjamin dan sebaik-baik penolong bagi dirinya.
Seandainya
Allah mengumumkan kepada seluruh Makhluk-Nya, dari golongan Malaikat,
Jin maupun Manusia untuk mengorbankan dirinya zahir dan batin agar
mendapat Ridho Allah yang sebenarnya……., maka Niscaya Sang Pencinta
Sejati Allah akan lebih dahulu maju pada Saf paling depan. Ia rela biar
nyawa sekalipun, biar lebur sekalipun, biar hancur sekalipun. Bahkan
jika untuk keselamatan seluruh Manusia agar manusia-manusia itu bisa
kembali ke jalan Allah dan mendapatkan pengampunan Allah atas segala
dosa-dosa di perlukan pengorbanan jiwa. Maka Sang Pencinta Allah akan
mengatakan kepada Tuhan-Nya : Ya….. Robbii!, Sungguh…, Saya siap
melayani-Mu untuk menyerahkan Jiwaku kepada-Mu demi kebaikan seluruh
Umat Manusia dan agar Manusia itu bisa kembali ke jalan Engkau dan
mendapatkan pengampunan Engkau………
Bagaimana dengan kita……….????
Siapkah kita menghadapi kematian………???? Sedangkan itu pasti datangnya…….!!!!!
Siapkah kita Berkorban untuk menjadi Sang Pencinta Tuhan….????? sedangkan itu adalah sebaik-baiknya kedudukan di Sisi Allah.
Allah Berfirman :
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa”. (QS,Yunus:62-63).
Sabda Rosulullah Saw :
“Janganlah engkau takut dan janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Allah beserta kita”.