“(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah! hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram”.(QS,Ar Ra’d : 28)
Hati
itu seperti lautan tanpa tepi, dimana segala apa saja bisa masuk
kedalam hati. Karena Hati itu diibaratkan lautan, maka siapa-siapa yang
tidak mengerti tentang apa yang dilakukannya dan apa tujuan hidupnya
serta ke mana ia akan kembali maka ia akan terbawa oleh gelombang hawa
nafsu. Apalagi jika ia tidak memiliki Bahtera zikir untuk mengarungi
lautan hati. Akan tetapi jika seseorang sudah memiliki Bahtera zikirpun
untuk mengarungi lautan samudra hati tanpa Nakhoda (Ruh) yang mengerti
akan ILMU PASTI selamat atau tidaknya, sampai atau tidaknya ke tempat
tujuan maka sia-sia lah pelayaran tsb.
Ruh
itu haruslah dibekali Ilmu pengetahuan untuk mencapai maksud tujuan.
Adapun maksud dan tujuan yang sebenarnya adalah Allah Swt. Sedangkan
Ilmu untuk mencapai maksud dan tujuan (Allah Swt) adalah Ilmu tentang
Ikhlas, Sabar, Tawakkal dan Ridho yang bermuara pada Ketauhidan dan
Kema’rifatan. Tanpa Ilmu tsb; zikir yang bagaimanapun, wirid seperti
apapun dan amal ibadah apapun yang dilakukan akan tersangkut di alam
hawa nafsu. Dan sudah pasti siapa-siapa yang menurutkan hawa nafsu itu
maka tidak akan didapatkan keselamatan tentu akan sesat dan semakin jauh
dari pada maksud dan tujuan (Allah Swt).
Karena
itu sangatlah penting sekali untuk membekali Ruh itu dengan Ilmu
Ketauhidan dan Kema’rifatan sebab itulah yang akan membawa diri kepada
Kebahagiaan yang sesungguhnya yaitu kebahagiaan Dunia dan Akhirat.
Seberapa
banyaknya hafalan Ayat dan Hadits, seberapa banyaknya amalan dan zikir,
sebanyak apapun Ibadah yang dilakukan akan hampa dan sia-sia tanpa
keikhlasan, kesabaran, tawakkal dan ridho dan akan tersesat jalan bila
tidak tahu akan Ketauhidan dan Kema’rifatan.
Jika sudah demikian apakah bisa dikatakan mendapatkan bahagia?
Bahagia
itu adalah sesuatu yang bisa dirasakan oleh rasa, dan yang bisa
merasakannya adalah mereka-mereka yang senantiasa bersama Allah Swt baik
di dalam Suka maupun Duka karena ia kenal dan cinta kepada Allah.
Sehingga akan terasa Damai dan Tentram bersama Allah di dalam Tauhid dan
Ma’rifatnya serta terasa nikmat Ibadahnya kepada Allah di dalam Ikhlas,
Sabar, Tawakkal dan Ridho.
Itulah
Bahagia yang sebenar-benarnya. Dan mereka yang mendapatkan kebahagiaan
yang sebenarnya itu sudah pasti mengetahui bawa ia PASTI akan selamat
dan PASTI akan sampai kepada maksud dan tujuan yaitu ALLAH Swt.
Adapun
yang tidak tahu tentang Tauhid dan Ma’rifat apalagi yang tidak mau
tahu, mereka hanya sebatas bersandar kepada bacaan dan tulisan tidak
mengerti rahasia dibalik bacaan dan tulisan itu tentu ia akan merugi.
Jangankan kerugian yang di dapat, untuk mengetahui selamat atau tidaknya
saja ia tidak bisa memastikannya, dan untuk mengetahui sampai atau
tidaknya kepada tujuan pun ia masih di dalam keraguan dan kebimbangan.
Jika demikian itulah yang membuktikan bahwa mereka itu telah jauh
daripada Kebenaran, jauh daripada keselamatan dan jauh daripada Allah
Swt.
Karena itu carilah Ilmu PASTI!
PASTI Selamat,
PASTI Bahagia,
PASTI Tentram dan Damai,
PASTI Diterima amal ibadah dan
PASTI Sampai kepada Allah.
Itu semua bisa di dapat dengan Tauhid dan Ma’rifat.