Ruh setiap Manusia sebelum dihadirkan di Dunia,
semuanya dalam keadaan Suci dan dalam keadaan terpelihara serta tahu
akan Robbnya namun ia belumlah mengenal akan Sejati dirinya. Dengan
kemurahan kasih sayang Allah Swt melalui ‘pandangan’ rahmat Nurun ‘alaa
nuur maka dihadirkan ia(Ruh) ke Alam Dunia agar sempurna dalam
kesempurnaanNYA dengan mengenal serta mengerti akan SEJATI DIRINYA.
Terlahirnya Manusia di Alam Dunia, “DIA” tanamkan di dalam Bathinnya
“Mutiara TAUHID”, namun….seiring waktu
berjalan, tahun demi tahun sampai beberapa tahun kemudian dirinya berada
dimuka Bumi ini, ada yg masih tetap tersimpan “Mutiara TAUHID” itu
dalam Bathinnya bahkan semakin bercahaya dan ada juga sebagian yang
telah kehilangan “Mutiara TAUHID” itu dalam Bathinnya dikarenakan
kelalaiannya sebagai Manusia yg “tidak tahu diri”. Maka….sebagian ada
yang mensyukuri hidup dalam kehidupannya dan sebagian lagi mengingkari
hidup dalam kehidupannya.
Maka…..tidak ada kesia2an dihadirkanNYA manusia di muka
bumi ini/di Alam ini, sungguh kehadiran seluruh Manusia dikehendaki
olehNYA karena Cinta KasihNYA yang tiada batasnya bahkan tak terikat
oleh Ruang , Waktu dan Jarak. Karena “DIA” menghendaki agar Manusia
sebagai SirNYA benar2 dapat sempurna dalam kesempurnaanNYA dengan
mengenal dan mengerti akan SEJATI DIRINYA yg mana sewaktu di Alam Ruh
sebelum ia terlahir/dihadirkan di Alam Dunia ini tidaklah mengetahui
akan JATI DIRINYA walau ia tahu akan Tuhannya. Karena
itulah….kesempurnaan dirinya(ruh) dapat dicapai setelah ia
terlahir/dihadirkan ke muka Bumi ini. Maka…hal ini patutlah disadari
sesadar2nya oleh seluruh Manusia agar benar2 dirinya dapat menghargai
hidup dalam kehidupannya sebagai Sirrullah. Siapa yg tidak mengetahui
akan hal ini bahkan tak menyadari kemuliaan dirinya dihadirkan Tuhannya
maka kerugian kembali kpd diri mereka sendiri.
Wallahu A’lam……
Laa Hawla wa Laa Quwwata Illaa Billaahil ‘Aliyyil ‘Adzhiim……