Minggu, 11 Agustus 2013

AKU


Badan yang dzahir

Badan kita yang dzahir ini adalah pendzahiran diri kita yang batin. Diri kita yang batin itu gaib dari pandangan mata kasar.
Untuk melihat yang batin itu diperlukan bayangannya yaitu diri kita yang dzahir ini. Maka itulah dikatakan badan kasar itu hanya ‘sarung’ atau ‘tunggangan’ atau ‘sangkar’ bagi badan yang gaib itu.
Apabila nyawa berpisah dari badan, maka tinggallah badan itu dan lama kelamaan jadi  hancur kecuali dengan kehendak Allah, ada juga badan yang tidak hancur setelah lama nyawa meninggalkannya. Tetapi pada umumnya badan akan hancur binasa. Itulah dikatakan dari tanah kembali semula ke tanah.
Ada juga orang melihat dalam dunia ini ‘bayangan’ atau ‘badan’ orang yang telah lama meninggal dunia muncul berlakon dan beraksi sebagaimana hidupnya dalam dunia dahulu. Itu bukanlah badan orang itu sebenarnya.
Badannya telah hancur binasa. ‘bayangan’ atau ‘badan’ itu adalah dari unsur alam mithal.
Alam mithal adalah alam yang halus, yang penghuninya atau kandungannya tidak hancur. Ia bukan Roh semata-mata dan bukan pula badan semata-mata. Ia adalah antara kedua unsur itu.
Bahwa Diri kita terdiri dari tiga unsur yaitu unsur badan yang akan hancur kecuali yang dikehendaki Allah untuk tidak hancur, unsur mithal yang tidak hancur tetapi tersimpan dalam ‘alam mithal’ dan unsur ketiga ialah roh dan ini selama-lamanya hidup, tidak hancur dan tidak kembali lagi ke dunia nyata ini.
‘Badan’ atau ‘bayangan’ orang yang telah mati yang kelihatan oleh orang dalam dunia ini dan berlaku seperti mana ia hidup di dunia dahulu, sebenarnya adalah berunsur mithaliyyah (mithal). Sesekali ia kelihatan oleh orang yang hidup dalam dunia ini persis sebagaimana hidupnya dahulu, bahkan berkata-kata dengan orang yang berada dalam dunia ini. Ini telah banyak terjadi di mana saja dalam dunia ini, baik di Barat atau di Timur.
Setelah kita faham alam yang tiga itu, maka tidaklah kita heran kenapa ada orang yang  melihat si anu dan si anu padahal orang itu telah meninggal dunia. Alam mithal ini ada tetapi tidak kelihatan kecuali mereka yang dibukakan hijab untuk melihat alam itu dan para penghuninya.

Setiap orang hendaklah mengenal akan dirinya yang sebenar-benarnya, yaitu yang berunsur rohaniah, agar dia tidak mensia-siakan hidupnya di dunia fana ini.
Hidup kita bukan di dunia ini saja. Hidup kita berkelanjutan, kekal abadi tiada ujungnya. Nilai buruk atau baik bukan dilihat dari segi kekayaan harta, pangkat atau jabatan yang diperoleh di dunia ini. Melainkan nilai baik dan buruk seseorang bergantung kepada iman dan amal soleh seseorang itu.
Dengan kenalnya kita kepada diri yang sebenar itu, maka kita tidak akan putus asa, tidak takut, tidak bimbang dalam mengarungi bahtera hidup kita ini.
Hal ini karena kita tahu diri kita adalah kekasih Allah.
Sebenarnya Allah mengasih diri kita lebih dari ibu mengasihi anak kesayangannya.
Ia Maha Kasih Sayang terhadap hamba-hambanya.
Dengan mengenal diri kita, maka tidaklah kita takabur, sombong, congkak, dengki, iri hati, khianat karena kita tahu siapa diri kita sebenarnya.
Jika dinisbahkan dengan Allah swt, kita tiada apa-apa, hanya ayat-ayatNya saja.
Jika dinisbahkan dengan makhlukNya, diri kita adalah penguasa dan pengurus.
Allah menjadikan alam dan makhluk untuk kita, dan menjadikan kita untuk Dia.
Siri Aku 01 sampai 03 

  1.      DUA UNSUR DIRI AKU
Ada juga orang yang berpendapat bahwa Diri manusia itu terbagi menjadi 2 unsur saja yaitu rohaniah dan jasmaniah.
Unsur rohaniah termasuklah nyawa atau jiwa, dan juga pikiran, mind, khayalan, akal, dan sejenisnya yang berunsur rohaniah atau kejiwaan.
Yang berunsur kejasmanian adalah anggota badan kasar seperti kepala, badan, kaki, tangan, telinga, mata, dan sebagainya yang terdiri dari unsur-unsur api, angin, tanah dan air.
Kedua unsur kejiwaan dan lahiriyah ini saling berhubungan antara satu dengan yang lain, saling pengaruh mempengaruhi antara satu dengan yang lain.
Kalau seseorang itu hatinya susah, atau duka, perasaan ini langsung mempengaruhi jasmaninya seperti tidak nafsu makan dan minum dan akibatnya badan jadi kurus dan tidak sehat. Sebaliknya pula kalau badan sakit, pikiran pun rungsing dan ini menyusahkan hati dan jiwa.
Demikianlah adanya pengaruh mempengaruhi antara jasmani dan rohani.
 2.      TIGA UNSUR DIRI AKU
AKU itu diri. Diri insan terbagi menjadi 3 bagian menurut pendapat sebagian Ahli Sufi, yaitu bagian jasmani, bagian mithali dan bagian ruhani.
Unsur ROH itu adalah diri yang sebenarnya, itulah diri yang tidak akan ‘mati’ menurut istilah biasa. Diri ini berpindah alam saja dari satu alam ke satu alam yang lain. Diri inilah yang Mulia dan menjadi ‘Ayat’ atau ‘Nur Allah’
Kejadiannya Mulia dan Agung.
Unsur Mithali adalah unsur antara jasmani dengan rohani.
Ia adalah diri lapisan yang kedua.
Yang termasuk didalamnya adalah : pikiran, mind dan tubuh halus yang bukan jasmani dan bukan pula roh yang sebenarnya.
Diri inilah yang biasa mengembara dalam alam mimpi takkala kita tidur.
Di lapisan yang ketiga ada diri jasmani yaitu badan kasar kita yang terdiri dari empat unsur antara lain : unsur air, unsur angin, unsur api dan unsur tanah.
Diri ini memerlukan unsur-unsur yang empat itu untuk dapat hidup. Kehidupannya hanya akan wujud setelah empat unsur itu tersedia.
Itulah tiga bahagian diri manusia. walau bagaimanapun, unsur Roh itulah yang paling penting. Roh itu hidup. walau ‘hidup’ lapisan yang dua lagi tidak berfungsi.
Dengan adannya ROH barulah diri kita dapat berfikir, berkomunikasi, makan, minum, bermain, bergerak dan sebagainya.
Tanpa Roh segalanya akan kaku, mati, dan tiada berguna lagi.
3.      AKU INSAN SAGHIR
Menurut Falsafah Kesufian, AKU itu adalah Insan Saghir yakni Manusia Kecil.
Alam semesta raya yang gaib dan yang nyata, adalah Insan Kabir atau manusia besar. Insan Saghir itu adalah Alam Saghir yaitu Alam keil dan Insan Kabir itu adalah Alam besar.
Dikatakan demikian karena hakekat-hakekat dalam Insan Kabir atau manusia besar itu ada dalam Insan Saghir.
Apa yang ada pada Insan Kabir itu ada terbayang dalam Insan Saghir atau Alam Kecil yaitu Manusia.
Alam Kabir itu pula mengandung alam ruh, alam mithal dan alam jasmaniah atau alam fizikal. Alam-alam ini juga ada pada Insan Saghir atau manusia.
Manusia terdiri dari unsur-unsur roh, mithal, tubuh, sebagaimana Alam Besar ini terdiri juga dari unsur-unsur roh, mithal dan fisikal.
ROH itu nyawa yang ‘hidup’. Fizikal itu jisim atau tubuh. Mithal itu antara Roh dan Tubuh yang disebut ‘jiwa’ atau mental atau khayal atau mind.
Yang ada di Alam Kabir (Semesta alam) ada dalam Alam Saghir (Diri manusia).
Hakekat Insan Kabir (Alam Besar) ada dalam Insan Saghir yaitu Manusia. Unsur-unsur alam kabir itu ada juga pada Alam kecil atau manusia itu.
Oleh karena itulah dikatakan AKU ini bayangan atau gambaran dari Alam Kabir.
AKU juga adalah bayangan atau gambaran Insan Kabir.

SEMESTA PADA DIRI SEMESTA PADA DIRI
BumiGunungTambang Sungai
Tanah
Pohon
Timur
Barat
Selatan
Utara
JasadSusu/anggotaOtak Keringat
Daging
Rambut
Muka
Belakang
Kanan
Kiri
AnginKilatGuruh Hujan
Mega/Awan
Mati
Hidup
Panas
Dingin
…….
NafasPerkataanTertawa Tangis
Marah/Sedih
Tidur
Bangun
Muda
Tua