Senin, 10 Maret 2014
Boleh bermaksiat,tp Dgn 5 syarat ...
Boleh bermaksiat,tp Dgn 5 syarat ...
Kisah Menakjubkan: Tentang Sabar dan Syukur kepada Allah
Bagi orang yang sering mengamati isnad hadits maka nama Abu Qilabah
bukanlah satu nama yang asing karena sering sekali ia disebutkan dalam
isnad-isnad hadits, terutama karena ia adalah seorang perawi yang
meriwayatkan hadits dari sahabat Anas bin Malik yang merupakan salah seorang dari tujuh sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu nama Abu Qilabah sering berulang-ulang seiring dengan sering diulangnya nama Anas bin Malik.Ibnu Hibban dalam kitabnya Ats-Tsiqoot menyebutkan kisah yang ajaib dan menakjubkan tentangnya yang menunjukan akan kuatnya keimanannya kepada Allah.
Nama beliau adalah Abdullah bin Zaid Al-Jarmi
salah seorang dari para ahli ibadah dan ahli zuhud yang berasal dari
Al-Bashroh. Beliau meriwayatkan hadits dari sahabat Anas bin Malik dan
sahabat Malik bin Al-Huwairits –radhiallahu ‘anhuma- . Beliau wafat di negeri Syam pada tahun 104 Hijriah pada masa kekuasaan Yazid bin Abdilmalik.
Abdullah
bin Muhammad berkata, “Aku keluar menuju tepi pantai dalam rangka
untuk mengawasi (menjaga) kawasan pantai (dari kedatangan
musuh)…tatkala aku tiba di tepi pantai, tiba-tiba aku telah berada di
sebuah dataran lapang di suatu tempat (di tepi pantai) dan di dataran
tersebut terdapat sebuah kemah yang di dalamnya ada seseorang yang telah
buntung kedua tangan dan kedua kakinya, dan pendengarannya telah lemah
serta matanya telah rabun. Tidak satu anggota tubuhnyapun yang
bermanfaat baginya kecuali lisannya, orang itu berkata, “Ya Allah,
tunjukilah aku agar aku bisa memuji-Mu sehingga aku bisa menunaikan
rasa syukurku atas kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau anugerahkan
kepadaku dan Engkau sungguh telah melebihkan aku diatas kebanyakan
makhluk yang telah Engkau ciptakan”“
Abdullah
bin Muhammad berkata, “Demi Allah aku akan mendatangi orang ini, dan
aku akan bertanya kepadanya bagaimana ia bisa mengucapkan perkataan ini,
apakah ia faham dan tahu dengan apa yang diucapkannya itu?, ataukah
ucapannya itu merupakan ilham yang diberikan kepadanya??.
Maka akupun mendatanginya lalu aku mengucapkan salam kepadanya, lalu kukatakan kepadanya, “Aku mendengar engkau berkata “Ya Allah,
tunjukilah aku agar aku bisa memujiMu sehingga aku bisa menunaikan
rasa syukurku atas kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau anugrahkan
kepadaku dan Engkau sungguh telah melebihkan aku diatas kebanyakan
makhluk yang telah Engkau ciptakan“, maka nikmat manakah yang telah
Allah anugerahkan kepadamu sehingga engkau memuji Allah atas nikmat
tersebut?? dan kelebihan apakah yang telah Allah anugerahkan kepadamu
hingga engkau mensukurinya??”
Orang
itu berkata, “Tidakkah engkau melihat apa yang telah dilakukan oleh
Robku kepadaku? Demi Allah, seandainya Ia mengirim halilintar kepadaku
hingga membakar tubuhku atau memerintahkan gunung-gunung untuk
menindihku hingga menghancurkan tubuhku, atau memerintahkan laut untuk
menenggelamkan aku, atau memerintahkan bumi untuk menelan tubuhku, maka
tidaklah hal itu kecuali semakin membuat aku bersyukur kepadaNya,
karena Ia telah memberikan kenikmatan kepadaku berupa lidah (lisan)ku
ini. Namun, wahai hamba Allah, engkau telah mendatangiku maka aku perlu
bantuanmu, engkau telah melihat kondisiku. Aku tidak mampu untuk
membantu diriku sendiri atau mencegah diriku dari gangguan, aku tidak
bisa berbuat apa-apa. Aku memiliki seorang putra yang selalu melayaniku,
di saat tiba waktu sholat ia mewudhukan aku, jika aku lapar maka ia
menyuapiku, jika aku haus maka ia memberikan aku minum, namun sudah tiga
hari ini aku kehilangan dirinya. Maka tolonglah aku, carilah kabar
tentangnya –semoga Allah merahmati engkau-”.
Aku
berkata, “Demi Allah tidaklah seseorang berjalan menunaikan keperluan
seorang saudaranya yang ia memperoleh pahala yang sangat besar di sisi
Allah, lantas pahalanya lebih besar dari seseorang yang berjalan untuk
menunaikan keperluan dan kebutuhan orang yang seperti engkau”.
Maka
akupun berjalan mencari putra orang tersebut hingga tidak jauh dari
situ aku sampai di suatu gundukan pasir. Tiba-tiba aku mendapati putra
orang tersebut telah diterkam dan dimakan oleh binatang buas. Akupun
mengucapkan inna lillah wa inna ilaihi roji’uun. Aku berkata,
“Bagaimana aku mengabarkan hal ini kepada orang tersebut??”. Dan tatkala
aku tengah kembali menuju orang tersebut, maka terlintas di benakku
kisah Nabi Ayyub ‘alaihi as-Salam. Lalu aku menemui orang
tersebut dan akupun mengucapkan salam kepadanya lalu ia menjawab salamku
dan berkata, “Bukankah engkau adalah orang yang tadi menemuiku?”, aku
berkata, “Benar”. Ia berkata, “Bagaimana dengan permintaanku kepadamu
untuk membantuku?”.
Akupun berkata kepadanya, “Engkau lebih mulia di sisi Allah ataukah Nabi Ayyub ‘alaihis Salam?”, ia berkata, “Tentu Nabi Ayyub ‘alaihis Salam
“, aku berkata, “Tahukah engkau cobaan yang telah diberikan Allah
kepada Nabi Ayyub?, bukankah Allah telah mengujinya dengan hartanya,
keluarganya, serta anaknya?”, orang itu berkata, “Tentu aku tahu”. Aku
berkata, “Bagaimanakah sikap Nabi Ayyub dengan cobaan tersebut?”, ia
berkata, “Nabi Ayyub bersabar, bersyukur, dan memuji Allah”.
Aku
berkata, “Tidak hanya itu, bahkan ia dijauhi oleh karib kerabatnya dan
sahabat-sahabatnya”. Ia berkata, “Benar”. Aku berkata, “Bagaimanakah
sikapnya?”, ia berkata, “Ia bersabar, bersyukur dan memuji Allah”. Aku
berkata, “Tidak hanya itu, Allah menjadikan ia menjadi bahan ejekan dan
gunjingan orang-orang yang lewat di jalan, tahukah engkau akan hal
itu?”, ia berkata, “Iya”, aku berkata, “Bagaimanakah sikap nabi Ayyub?”
Ia berkata, “Ia bersabar, bersyukur, dan memuji Allah, langsung saja
jelaskan maksudmu –semoga Allah merahmatimu-!!”.
Aku
berkata, “Sesungguhnya putramu telah aku temukan di antara gundukan
pasir dalam keadaan telah diterkam dan dimakan oleh binatang buas,
semoga Allah melipatgandakan pahala bagimu dan menyabarkan engkau”.
Orang itu berkata, “Segala puji bagi Allah yang tidak menciptakan bagiku keturunan yang bermaksiat kepadaNya lalu Ia menyiksanya dengan api neraka”, kemudian ia berkata, “Inna lillah wa inna ilaihi roji’uun“, lalu ia menarik nafas yang panjang lalu meninggal dunia.
Aku berkata, “Inna lillah wa inna ilaihi roji’uun“,
besar musibahku, orang seperti ini jika aku biarkan begitu saja maka
akan dimakan oleh binatang buas, dan jika aku hanya duduk maka aku tidak
bisa melakukan apa-apa. Lalu akupun menyelimutinya dengan kain yang ada di tubuhnya dan aku duduk di dekat kepalanya sambil menangis.
Tiba-tiba
datang kepadaku empat orang dan berkata kepadaku “Wahai Abdullah, ada
apa denganmu?, apa yang telah terjadi?”. Maka akupun menceritakan
kepada mereka apa yang telah aku alami. Lalu mereka berkata, “Bukalah
wajah orang itu, siapa tahu kami mengenalnya!”, maka akupun membuka
wajahnya, lalu merekapun bersungkur mencium keningnya, mencium kedua
tangannya, lalu mereka berkata, “Demi Allah, matanya selalu tunduk dari
melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah, demi Allah tubuhnya selalu
sujud tatkala orang-orang dalam keadaan tidur!!”.
Aku
bertanya kepada mereka, “Siapakah orang ini –semoga Allah merahmati
kalian-?”, mereka berkata, Abu Qilabah Al-Jarmi sahabat Ibnu ‘Abbas, ia
sangat cinta kepada Allah dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Lalu kamipun memandikannya dan mengafaninya dengan pakaian yang kami
pakai, lalu kami menyolatinya dan menguburkannya, lalu merekapun
berpaling dan akupun pergi menuju pos penjagaanku di kawasan
perbatasan.
Tatkala
tiba malam hari, akupun tidur dan aku melihat di dalam mimpi ia berada
di taman surga dalam keadaan memakai dua lembar kain dari kain surga
sambil membaca firman Allah
}سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ| (الرعد:24)
“Keselamatan bagi kalian (dengan masuk ke dalam surga) karena kesabaran kalian, maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. 13:24)
Diterjemahkan oleh Ustadz Abu Abdilmuhsin Firanda dari Kitab Ats-Tsiqoot karya Ibnu Hibban, tahqiq As-Sayyid Syarofuddin Ahmad, terbitan Darul Fikr, (jilid 5 halaman 2-5)
Dzikir & Ibadah untuk Pahala Melimpah - 26 Amalan Ringan di Lidah Tapi Besar Manfaatnya
20.43
Bacaan-bacaan dzikir dan amalan di bawah sangatlah ringan di lidah, tetapi pahalnya sangat besar!
1. Raih Pahala 1000 Kebaikan dalam Hitungan Menit
Membaca "Subhanallah" (سُبْحَانَ اللّهِ) yang berarti "Maha Suci Allah" sebanyak 100 kali.
Nabi Muhammad S.A.W bersabda:
"Apakah salah seorang diantara kamu tidak mampu mengerjakan seribu kebaikan pada setiap hari?. Salah seorang sahabat yang duduk bersama beliau bertanya : “Bagaimana caranya salah seorang diantara kami dapat mengerjakan seribu kebaikan?”. Beliau menjawab :”Membaca tasbih (Subhanallah) seratus kali dapat mendatangkan seribu kebaikan atau menghapus seribu dosa atau kesalahan”. (H.R. Muslim)
2. Salah Satu Harta Terpendam di Surga
Memperbanyak ucapan "Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billaah" (لا حول ولا قوّۃ الا باللہ) yang artinya "tidak ada daya dan upaya kecuali milik Allah".
"Wahai Abdullah bin Qais (nama Abu Musa), ucapkan Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billaah. Sesungguhnya itu adalah salah satu kekayaan yang tersimpan di surga." Atau beliau mengatakan: "Tidakkah kamu mau aku tunjuki salah satu harta simpanan di surga? Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billaah’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah S.A.W pernah berwasiat pada Abu Dzar Al Ghifari di mana Abu Dzar berkata,
"Kekasihku (Rasulullah) shallallahu 'alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku, (4) aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan laa hawla wa laa quwwata illa billah (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), (5) aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit, (6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan (7) beliau menasehatiku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia" (HR. Ahmad 5: 159. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih).(Referensi hadits: http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3723-keutamaan-mencintai-orang-miskin.html)
3. Pohon Kurma Ditanam di Surga Bagi Orang yang Mengucapkan Kalimat Ini
Mengucapkan "Subhanallahi Wa Bi Hamdihii" (سُبْحَانَ اللّهِ وَ بِحَمْدِهِ) yang artinya "Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya" sebanyak 100 x
"Barang siapa yang mengucapkan Subhanallaahi wa bi hamdihii, niscaya akan ditanamkan satu pohon kurma baginya di surga." (H.R. At Tirmidzi)Dosa manusia, meskipun seperti buih di lautan, akan mendapat ampunan.
Nabi Muhammad S.A.W bersabda, yang artinya :
"Barangsiapa yang mengatakan ‘Subhanallahi wa bihamdihi’ dalam satu hari seratus kali, maka akan dihapuskan dosanya walau-pun seperti buih di lautan". Muttafaqun ‘alaihi
4. Kita Bisa Mendapatkan Lebih Dari Satu Milyar Kebaikan dalam Beberapa Detik!
Jumlah umat Muslim di dunia adalah milyaran. Untuk mendapat lebih dari satu milyar kebaikan, maka:
"Barang siapa (berdo'a) memintakan ampun untuk orang-orang beriman laki-laki maupun perempuan, maka Allah tuliskan baginya (pahala) kebaikan atas setiap laki-laki dan perempuan beriman (yang dido'akan)." (HR. At-Thabrani)
5. Hal yang Tak Ada Bandingannya di Hari Kebangkitan
Membaca 100 x:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syay-in qodiir
(tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu)
(tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu)
"Barangsiapa mengucapkan ‘laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syay-in qodiir’ [tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu] dalam sehari sebanyak 100 kali, maka baginya sama dengan sepuluh budak (yang dimerdekakan, pen), dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 kejelekan, dan dia akan terlindung dari setan pada siang hingga sore harinya, serta tidak ada yang lebih utama darinya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari itu." (HR. Bukhari no. 3293 dan HR. Muslim no. 7018)
Dari artikel 'Kalimat Syahadat Dalam Sorotan (1) — Muslim.Or.Id'
6. Empat Kalimat yang Lebih Besar Pahalanya daripada Dzikrullah (Mengingat Allah) Sepanjang Pagi:
Di pagi hari membaca 3 x:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Subhanallah Wabihamdih 'Adada Khalqih, Wa Ridhaa Nafsih, Wazinata 'Arsyih, Wamidada Kalimatih
"Engkau masih di tempat ini sejak aku meninggalkanmu?"
Ia menjawab, "ya."
Lalu beliau bersabda,
"Sungguh aku membaca empat kalimat tiga kali seandainya ditimbang dengan apa yang kamu baca seharian niscaya menyamainya; yakni Subhanallah Wabihamdih 'Adada Khalqih, Wa Ridhaa Nafsih, Wazinata 'Arsyih, Wamidada Kalimatih. (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya sebanyak jumlah makhluk-Nya, sesuai dengan keridhaan jiwa-Nya, seberat timbangan 'Arasy-Nya, dan sebanyak jumlah kalimat-kalimat-Nya)." (HR. Muslim).
7. Kalimat untuk Mendapat Satu Juta Kebaikan
Membaca:
لا إِلَه إِلَّا اللَّه وَحْده لا
شَرِيك لَهُ، لَهُ الْمُلْك وَلَهُ الْحَمْد، يُحْيِي وَيُمِيتُ، وَهُوَ
حَيّ لا يَمُوت، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلّ شَيْء قَدِير
Laa ilaha illallah wahdahu laa
syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyii wa yumiit, wa huwa
hayyun laa yamuut, bi yadihil khoir, wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir
Dari Abdullah ibnu Umar, bahwa Nabi Muhammad S.A.W bersabda
"Barangsiapa yang masuk pasar kemudian membaca (zikir): “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyii wa yumiit, wa huwa hayyun laa ya yamuut, bi yadihil khoir, wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir” [Tiada sembahan yang benar kecuali Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, Dialah yang menghidupkan dan mematikan, Dialah yang maha hidup dan tidak pernah mati, ditangan-Nyalah segala kebaikan, dan Dia maha mampu atas segala sesuatu]”, maka allah akan menuliskan baginya satu juta kebaikan, menghapuskan darinya satu juta kesalahan, dan meninggikannya satu juta derajat – dalam riwayat lain: dan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga –
" (HR at-Tirmidzi (no. 3428 dan 3429), Ibnu Majah (no. 2235), ad-Daarimi (no. 2692) dan al-Hakim (no. 1974) dari dua jalur yang saling menguatkan. Dinyatakan hasan oleh imam al-Mundziri (dinukil oleh al-mubarakfuri dalam kitab “’Aunul Ma’bud” 9/273) dan syaikh al-Albani dalam kitab “Shahihul jaami’” (no. 6231).
Dari artikel 'Keutamaan Berdzikir Ketika Masuk Pasar — Muslim.Or.Id
Dzikir ketika memasuki pasar seperti ini bermanfaat agar kita tidak dilalaikan oleh urusan perniagaan / jual beli / bisnis.
8. Membaca Tasbih, (Subhanallah), Tahmid (Alhamdulillah) dan Takbir (Allahu Akbar), dan Menjalankan Perintah Serta Menjauhi Larangan-Nya, Beserta Sholat Dhuha
Dari Abu Dzar, ia berkata bahwa Nabi Muhammad S.A.W. bersabda:
“Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala” (HR Muslim).
9. Manfaat "Dzikir Fatimah"
Ali bin Abi Thalib menceritakan bahwa Fatimah (puteri Nabi Muhammad S.A.W) pernah mengeluh kepadanya. Ia merasa berat akan pekerjaannya menggiling gandum dengan batu.
Suatu ketika, Fatimah mendengar bahwa Nabi Muhammad S.A.W mendapat seorang budak. Fatimah kemudian mendatangi rumah ayahnya untuk meminta budak tadi agar bisa membantu pekerjaannya. Tetapi, Rasulullah sedang tidak ada di rumah. Fatimah kemudian mendatangi ummul mukminin Aisyah dan menyampaikan keinginannya.
Malam harinya Rasulullah datang menemui Fatimah, saat ia dan suaminya, Ali bin Abi Thalib hendak tidur. Beliau kemudian bersabda:
Dari artikel Adab Ketika Akan Tidur - Media Salaf
"Maukah engkau aku tunjuki sesuatu yang lebih baik bagimu daripada pembantu rumah tangga tersebut? (Yaitu) engkau bertasbih (mengucapkan Subhanallah) sebelum tidur 33 kali, bertahmid (mengucapkan Alhamdulillah) 33 kali, dan bertakbir (mengucapkan Allahu Akbar) 34 kali." (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari shahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu)
10. Bagaimana Mendapat 1500 Kebaikan Dalam 5 Menit!
Nabi Muhammad S.A.W bersabda,
“Ada dua hal, barangsiapa yang selalu menjaganya maka ia akan memasukkannya ke dalam surga, ia mudah untuk dikerjakan tapi hanya sedikit orang yang mau melakukannya.”
Para sahabat bertanya: “Apa dua hal itu wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab:
“Hendaklah kamu mengucap Alhamdulillah, Allahu Akbar dan Subhanallah masing-masing sebanyak sepuluh kali setiap habis shalat, dan jika kamu ingin berbaring (tidur) hendaklah kamu mengucap Subhanallah, Allahu Akbar, dan Alhamdulillah sebanyak seratus kali hingga jumlahnya menjadi lima puluh dan dua ratus dalam ucapan lisan tapi dalam timbangan berlipat menjadi dua ribu dan lima ratus. Maka adakah diantara kamu yang melakukan dua ribu dan lima ratus kejahatan dalam sehari semalam?”
Referensi hadits dari http://id.lidwa.com/app/?k=ahmad&n=6210
11. Mengagungkan Nama Allah 100 Kali Sebelum Tidur
Sesuai hadits sebelumnya,
“Hendaklah kamu mengucap Alhamdulillah, Allahu Akbar dan Subhanallah masing-masing sebanyak sepuluh kali setiap habis shalat, dan jika kamu ingin berbaring (tidur) hendaklah kamu mengucap Subhanallah, Allahu Akbar, dan Alhamdulillah sebanyak seratus kali hingga jumlahnya menjadi lima puluh dan dua ratus dalam ucapan lisan tapi dalam timbangan berlipat menjadi dua ribu dan lima ratus. Maka adakah diantara kamu yang melakukan dua ribu dan lima ratus kejahatan dalam sehari semalam?”
Kelanjutan dari hadits di atas adalah:
Para sahabat bertanya,
"Lalu kenapa orang yang mau mengerjakannya hanya sedikit?"
Beliau bersabda:
"Syetan datang dan masuk ke dalam shalat salah seorang diantara kamu lalu ia mengingatkannya dengan perkara ini dan ini sehingga iapun akhirnya lupa mengucapkannya dan ia juga datang kepadanya pada waktu tidurnya lalu ia menidurkannya hingga ia lupa tidak mengucapkannya."
12. Bagaimana Mendapat 1000 Kebaikan dan Menghapus 1000 Dosa
"Hendaklah dia membaca 100 tasbih, maka ditulis seribu kebaikan baginya atau seribu kejelekannya dihapus" (HR Muslim)
13. Surga Menjadi Wajib dengan Bacaan Ini
رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
Radhiitu billaahi rabban wa bil-islaami diinan wa bimuhammadin rasuulan
(Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku & Muhammad sebagai rasul)
"Barangsiapa yg mengatakan; Radhiitu billaahi rabban wa bil-islaami diinan wa bimuhammadin rasuulan (Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku & Muhammad sebagai rasul), maka wajib baginya untuk masuk Surga." (HR. Abu Daud No.1306)
14. Manfaat Mengucapkan Kalimat Thayyibah
Salah satu kalimat thayyibah / thoyyibah (kalimat yang baik) adalah:
لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ
Laa ilaaha illallah
(Tiada Rabb yang berhak disembah melainkan Allah)
Kalimat ini sebaiknya dibaca sebanyak mungkin setiap saat, di manapun kita berada dan apapun yang kita lakukan, selama kita tidak membacanya ketika di dalam toilet.
Hakim meriwayatkan dari Zaid bin Arqam, bahwa Nabi Muhammad S.A.W. bersabda:
"Barangsiapa mengucapkan laa ilaaha illallah dengan ikhlas, maka dia masuk surga".
Nabi ditanya:
"Wahai Rasul, apa yang dimaksud mengikhlaskannya?"
Nabi menjawab :
"Laa ilaaha illallah menghalanginya dari segala yang diharamkan."
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun." (Q.S. Ibrahim: 24-26)
15. Manfaat Kalimat Tamjid
Kalimat tamjid (memuliakan dan mengagungkan Allah):
سُبْحَان اللهِ وَالْحَمْدُلِلّهِ وَلا إِلهَ إِلّااللّهُ وَاللّهُ أكْبَرُ
Subhanallah, Walhamdulillah, Walailaha illallah, Wallahu Akbar
(Maha Suci Allah, segenap puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah adalah Maha Besar)Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w bertemu dengannya. Ia sedang menanam tanaman, lalu Rasulullah bertanya,
"Wahai Abu Hurairah, apa yang sedang engkau tanam?"
Ia menjawab, "Sebuah tanaman, wahai Rasulullah."
Rasulullah bersabda, "Maukah aku tunjukkan tanaman yang lebih baik dari ini? Tanaman itu adalah Subhanallah, Walhamdulillah, Walailaha illallah, Wallahu Akbar. Setiap satu kali bacaan, akan ditanam untukmu sebuah pohon di surga." (H.R. Tirmidzi)
16. Pahala Untuk Tiap Huruf dalam Al-Qur'an
"Barang siapa membaca satu huruf dari Alquran, dia akan memperoleh satu kebaikan. Dan, kebaikan itu akan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf. Tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf." (HR Tirmizi dan Ibnu Mas'ud).
17. Surat Al-Fatihah Seba Obat untuk Tiap Penyakit
Ada rombongan beberapa orang dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang bepergian dalam suatu perjalanan hingga ketika mereka sampai di salah satu perkampungan Arab, penduduk setempat mereka meminta agar bersedia menerima mereka sebagai tamu peenduduk tersebut, namun penduduk menolak.
Kemudian kepala suku kampung tersebut terkena sengatan binatang lalu
diusahakan segala sesuatu untuk menyembuhkannya namun belum berhasil.
Lalu diantara mereka ada yang berkata:
"Coba kalian temui rombongan itu semoga ada diantara mereka yang memiliki sesuatu."
Lalu mereka mendatangi rombongan dan berkata:
"Wahai rombongan, sesunguhnya kepala suku kami telah digigit binatang
dan kami telah mengusahakan pengobatannya namun belum berhasil, apakah
ada diantara kalian yang dapat menyembuhkannya?"
Maka berkata, seorang dari rombongan:
"Ya, demi Allah aku akan mengobati namun demi Allah kemarin kami meminta
untuk menjadi tamu kalian namun kalian tidak berkenan maka aku tidak
akan menjadi orang yang mengobati kecuali bila kalian memberi upah."
Akhirnya mereka sepakat dengan imbalan puluhan ekor kambing. Maka dia berangkat dan membaca Alhamdulillah rabbil 'alamiin (QS Al Fatihah) seakan penyakit lepas dari ikatan tali padahal dia pergi tidak membawa obat apapun. Dia berkata:
"Maka mereka membayar upah yang telah mereka sepakati kepadanya."
Seorang dari mereka berkata:
"Bagilah kambing-kambing itu!"
Maka orang yang mengobati berkata:
"Jangan kalian bagikan hingga kita temui Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam lalu kita ceritakan kejadian tersebut kepada Beliau shallallahu
'alaihi wasallam dan kita tunggu apa yang akan Beliau perintahkan
kepada kita".
Akhirnya rombongan menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
lalu mereka menceritakan peristiwa tersebut. Beliau berkata:
"Kamu tahu dari mana kalau Al Fatihah itu bisa sebagai ruqyah (obat)?"
Kemudian Beliau melanjutkan:
"Kalian telah melakukan perbuatan yang benar, maka bagilah upah kambing-kambing tersebut dan masukkanlah aku dalam sebagai orang yang menerima upah tersebut".
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertawa. Abu 'Abdullah Al
Bukhariy berkata, dan berkata, Syu'bah telah menceritakan kepada kami
Abu Bisyir aku mendengar Abu Al Mutawakkil seperti hadits ini.
Referensi hadits: http://125.164.221.44/hadisonline/hadis9/kitab_open.php?imam=bukhari&nohdt=2115&page=85
18. Surat Al-Mulk Melindungi Diri dari Siksa Kubur
Membaca surat Al-Mulk (Tabarak al-ladzi biyadihi al-mulku) dapat melindungi dari siksa kubur.
Referensi hadits: http://rumaysho.com/belajar-islam/tafsir-al-quran/3102-keutamaan-surat-al-mulk-mencegah-dari-siksa-kubur.html
19. Surat Az-Zalzalah Sebanding dengan Separuh Al-Qur’an
20. Surat Al-Iklhas Bernilai Sepertiga Al-Qur’an
Dari Abu Darda, Rasulullah S.A.W bersabda,
21. Bagaimana Mendapat Ampunan dari 50 Tahun Dosa
Dengan membaca surat Al-Ikhlas 50 kali setiap hari, dapat menghapus 50 tahun dosa.
Referensi hadits: http://125.164.221.44/hadisonline/hadis9/kitab_open.php?imam=bukhari&nohdt=2115&page=85
18. Surat Al-Mulk Melindungi Diri dari Siksa Kubur
Membaca surat Al-Mulk (Tabarak al-ladzi biyadihi al-mulku) dapat melindungi dari siksa kubur.
"Beberapa orang sahabat memasangkan tenda di atas kuburan yang mereka tidak sadar bahwa itu adalah kuburan. Tiba-tiba ada seorang yang membaca surat Tabarak al-ladzi biyadihi al-mulku hingga selesai. Kemudian sahabat ini menemui Nabi dan berkata: “Wahai Rasulullah, sungguh saya sudah memasang tenda di atas kuburan, saya tidak mengira bahwa itu adalah kuburan, tiba-tiba ada seorang yang membaca surat Tabarak hingga selesai. “Rasulullah bersabda: “Dia (surat Tabarak) adalah penghalang. Dia adalah penyelamat, yang menyelamatkan dari adzab kubur." (HR. Tirmidzi)
“Barangsiapa membaca “Tabarokalladzi bi yadihil mulk” (surat Al Mulk) setiap malam, maka Allah akan menghalanginya dari siksa kubur. Kami di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menamakan surat tersebut “al Mani’ah” (penghalang dari siksa kubur). Dia adalah salah satu surat di dalam Kitabullah. Barangsiapa membacanya setiap malam, maka ia telah memperbanyak dan telah berbuat kebaikan.” (HR. An Nasai dalam Al Kabir 6/179 dan Al Hakim. Hakim mengatakan bahwa sanad hadits tersebut shahih)
Referensi hadits: http://rumaysho.com/belajar-islam/tafsir-al-quran/3102-keutamaan-surat-al-mulk-mencegah-dari-siksa-kubur.html
19. Surat Az-Zalzalah Sebanding dengan Separuh Al-Qur’an
“Surah Az-Zalzalah sebanding dengan setengah dari Al-Qur’an.” (HR.Tirmidzi)
20. Surat Al-Iklhas Bernilai Sepertiga Al-Qur’an
Dari Abu Darda, Rasulullah S.A.W bersabda,
”Apakah seorang di antara kalian tidak mampu untuk membaca sepertiga Al Qur’an dalam semalam?” Mereka mengatakan,
”Bagaimana kami bisa membaca seperti Al Qur’an?”
Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
”Qul huwallahu ahad itu sebanding dengan sepertiga Al Qur’an.” (HR. Muslim)
21. Bagaimana Mendapat Ampunan dari 50 Tahun Dosa
Dengan membaca surat Al-Ikhlas 50 kali setiap hari, dapat menghapus 50 tahun dosa.
"Barangsiapa yang membaca QUL HUWALLAHU AHAD (surat Al-Ikhlas) sebanyak lima puluh kali, niscaya Allah akan mengampuni dosanya selama lima puluh tahun."
22. Surat Al-Falaq dan An-Naas Dapat Melindungi Dari Syaitan
Membaca surat Al-Falaq dan An-Naas (Al-Muawwidzatain) dapat memberi perlindungan dari jin dan syaitan.
"Rasulullah saw berlindung dari jin dan mata manusia hingga diturunkan al muawwidzatain. Dan tatkala turun kedua surat itu maka beliau saw menggunakan keduanya dan meninggalkan selain keduanya."
Referensi hadits dari EraMuslim
23. Jangan Sampai Menyesal Karena Tak Mengingat Allah
Mu'az r.a. berkata bahwa Rasulullah s.a.w bersabda:
"Para penghuni surga tidak akan menyesal kecuali satu hal, waktu yang telah dilewati mereka tanpa mengingat Allah" (HR Bayhaqi)
24. Melakukan Dzikir Meskipun Sedang Berbaring di Kasur yang Empuk
Dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a., bahwa Rasullulah s.a.w. bersabda,
"Sungguh, akan banyak sekali kaum yang berdzikir kepada Allah di dunia ini yang berada di atas kasur-kasur empuk, Allah akan memasukkan mereka kepada derajat yang tinggi (di surga)."
Mereka yang mendapatkan kemewahan tidak boleh menjauhkan diri dari dzikrullah. Mereka harus terus mengingat Allah ketika menikmati karunia yang telah diberikan Allah, sehingga Allah akan meninggikan derajat mereka di akhirat.
25. Melakukan Dzikir Sehingga Orang Berpikir Anda Gila
Dari Abu Sa'd Al-Khudri r.a berkata, sesungguhnya Nabi Muhammad saw. bersabda,
"Hendaklah kalian berdzikir kepada Allah sebanyak-banyaknya sehingga orang-orang mengatakan gila."
26. Mengingat Allah di Tempat-Tempat di Mana Orang Biasanya Tidak Mengingat Allah
Minggu, 09 Maret 2014
Baginda Menangis Di Padang Masyhar
Dari
Usman bin Affan bin Dahaak bin Muzahim daripada Abbas ra, bapa saudara
Rasulullah SAW dari Rasulullah SAW telah bersabda, yang bermaksud:
“Aku adalah orang (manusia) yang paling awal dibangkitkan dari kubur (bumi) pada hari kiamat yang tiada kebanggaan. Bagiku ada syafaat pada hari kiamat yang tiada kemegahan. Bendera pujian di tanganku dan nabi-nabi keseluruhannya berada di bawah benderaku. Umatku adalah umat yang terbaik. Mereka adalah umat yang pertama dihisab sebelum umat yang lain. Ketika mereka bangkit dari kubur, mereka akan mengibas (membuang) tanah yang ada di atas kepala mereka. Mereka semua akan berkata: “Kami bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan kami bersaksi bahawa Muhammad itu Rasulullah. Inilah yang telah dijanjikan oleh Allah Taala serta dibenarkan oleh para rasul.” Ibnu Abbas ra berkata: “Orang yang pertama dibangkitkan dari kubur di hari kiamat ialah Muhammad SAW. Jibril as akan datang kepadanya bersama seekor Buraq. Israfil pula datang dengan membawa bersama bendera dan mahkota. Izrail pula datang dengan membawa bersamanya pakaian-pakaian syurga.”
“Aku adalah orang (manusia) yang paling awal dibangkitkan dari kubur (bumi) pada hari kiamat yang tiada kebanggaan. Bagiku ada syafaat pada hari kiamat yang tiada kemegahan. Bendera pujian di tanganku dan nabi-nabi keseluruhannya berada di bawah benderaku. Umatku adalah umat yang terbaik. Mereka adalah umat yang pertama dihisab sebelum umat yang lain. Ketika mereka bangkit dari kubur, mereka akan mengibas (membuang) tanah yang ada di atas kepala mereka. Mereka semua akan berkata: “Kami bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan kami bersaksi bahawa Muhammad itu Rasulullah. Inilah yang telah dijanjikan oleh Allah Taala serta dibenarkan oleh para rasul.” Ibnu Abbas ra berkata: “Orang yang pertama dibangkitkan dari kubur di hari kiamat ialah Muhammad SAW. Jibril as akan datang kepadanya bersama seekor Buraq. Israfil pula datang dengan membawa bersama bendera dan mahkota. Izrail pula datang dengan membawa bersamanya pakaian-pakaian syurga.”
Jibril as akan menyeru: “Wahai dunia! Di mana kubur Muhammad SAW?”
Bumi akan
berkata: “Sesungguhnya, Tuhanku telah menjadikan aku hancur. Telah
hilang segala lingkaran, tanda dan gunung-ganangku. Aku tidak tahu
dimana kubur Muhammad SAW.”
Rasulullah
SAW bersabda: “Lalu diangkatkan tiang-tiang dari cahaya dari kubur Nabi
Muhammad SAW ke awan langit. Maka, empat malaikat berada di atas
kubur.”
Israfil bersuara: “Wahai roh yang baik! Kembalilah ke tubuh yang baik!”
Maka,
kubur terbelah dua. Pada seruan yang kedua pula, kubur mula terbongkar.
Pada seruan yang ketiga, ketika Rasulullah SAW berdiri, baginda SAW
telah membuang tanah di atas kepala dan janggut baginda SAW. Baginda SAW
melihat kanan dan kiri. Baginda SAW dapati, tiada lagi bangunan.
Baginda SAW menangis sehingga mengalir air matanya ke pipi.
Jibril as berkata kepadanya: “Bangun wahai Muhammad! Sesungguhnya kamu di sisi Allah Taala di tempat yang luas.”
Baginda SAW bertanya, “Kekasihku Jibril! Hari apakah ini?”
Jibril as
menjawab: “Wahai Muhammad! Janganlah kamu takut! Inilah hari kiamat.
Inilah hari kerugian dan penyesalan. Inilah hari pembentangan Allah
Taala.”
Baginda SAW bersabda: “Kekasihku Jibril! Gembirakanlah aku!”
Jibril as berkata: “Apakah yang kamu lihat di hadapanmu?”
Baginda SAW bersabda: “Bukan seperti itu pertanyaanku.”
Jibril as berkata: “Adakah kamu tidak melihat bendera kepujian yang terpacak di atasmu?”
Baginda SAW bersabda: “Bukan itu maksud pertanyaanku. Aku bertanya kepadamu akan umatku. Di mana perjanjian mereka?”
Jibril as berkata: “Demi keagungan Tuhanku! Tidak akan terbongkar oleh bumi daripada manusia, sebelummu?”
Baginda SAW bersabda: “Nescaya akan, kuatlah pertolongan pada hari ini. Aku akan mensyafaatkan umatku.”
Jibril as berkata kepada baginda SAW: “Tungganglah Buraq ini wahai Muhammad SAW dan pergilah ke hadapan Tuhanmu!”
Jibril as
datang bersama Buraq ke arah Nabi Muhammad SAW. Buraq cuba
meronta-ronta. Jibril as berkata kepadanya: “Wahai Buraq! Adakah kamu
tidak malu dengan makhluk yang paling baik dicipta oleh Allah Taala?
Sudahkah Allah Taala perintahkan kepadamu agar mentaatinya?”
Buraq
berkata: “Aku tahu semua itu. Akan tetapi, aku ingin dia mensyafaatiku
agar memasuki syurga sebelum dia menunggangku. Sesungguhnya, Allah Taala
akan datang pada hari ini di dalam keadaan marah. Keadaan yang belum
pernah terjadi sebelum ini.”
Baginda SAW bersabda kepada Buraq: “Ya! Sekiranya kamu berhajatkan syafaatku, nescaya aku memberi syafaat kepadamu.”
Setelah
berpuas hati, Buraq membenarkan baginda SAW menunggangnya lalu dia
melangkah. Setiap langkahan Buraq sejauh pandangan mata. Apabila Nabi
Muhammad SAW berada di Baitul Maqdis di atas bumi dari perak yang putih,
malaikat Israfil as menyeru: “Wahai tubuh-tubuh yang telah hancur,
tulang-tulang yang telah reput, rambut-rambut yang bertaburan dan
urat-urat yang terputus-putus! Bangkitlah kamu dari perut burung, dari
perut binatang buas, dari dasar laut dan dari perut bumi ke perhimpunan
Tuhan yang Maha Perkasa.
Roh-roh
telah diletakkan di dalam tanduk atau sangkakala. Di dalamnya ada
beberapa tingkat dengan bilangan roh makhluk. Setiap roh, akan
didudukkan berada di dalam tingkat. Langit di atas bumi akan menurunkan
hujan dari lautan kehidupan akan air yang sangat pekat seperti air mani
lelaki. Daripadanya, terbinalah tulang-tulang. Urat-urat memanjang.
Daging kulit dan bulu akan tumbuh. Sebahagian mereka akan kekal ke atas
sebahagian tubuh tanpa roh.
Allah
Taala berfirman: “Wahai Israfil! Tiup tanduk atau sangkakala tersebut
dan hidupkan mereka dengan izinKu akan penghuni kubur. Sebahagian mereka
adalah golongan yang gembira dan suka. Sebahagian dari mereka adalah
golongan yang celaka dan derita.”
Malaikat
Israfil as menjerit: “Wahai roh-roh yang telah hancur! Kembalilah kamu
kepada tubuh-tubuh mu. Bangkitlah kamu untuk dikumpulkan di hadapan
Tuhan semesta alam.”
Allah Taala berfirman:
“Demi keagungan dan ketinggianKu! Aku kembalikan setiap roh pada tubuh-tubuhnya!”
“Demi keagungan dan ketinggianKu! Aku kembalikan setiap roh pada tubuh-tubuhnya!”
Apabila
roh-roh mendengar sumpah Allah Taala, roh-roh pun keluar untuk mencari
jasad mereka. Maka, kembalilah roh pada jasadnya. Bumi pula terbongkar
dan mengeluarkan jasad-jasad mereka. Apabila semuanya sedia,
masing-masing melihat.
Nabi SAW
duduk di padang pasir Baitul Maqdis, melihat makhluk-makhluk. Mereka
berdiri seperti belalang yang berterbangan. 70 umat berdiri. Umat Nabi
Muhammad SAW merupakan satu umat (kumpulan). Nabi SAW berhenti
memperhatikan ke arah mereka. Mereka seperti gelombang lautan.
Jibril as menyeru: “Wahai sekalian makhluk, datanglah kamu semua ke tempat perhimpunan yang telah disediakan oleh Allah Taala.”
Umat-umat
datang di dalam keadaan satu-satu kumpulan. Setiap kali Nabi Muhammad
SAW berjumpa satu umat, baginda SAW akan bertanya: “Di mana umatku?”
Jibril as berkata: “Wahai Muhammad! Umatmu adalah umat yang terakhir.”
Apabila nabi Isa as datang, Jibril as menyeru: Tempatmu!” Maka nabi Isa as dan Jibril as menangis.
Nabi Muhammad SAW berkata: “Mengapa kamu berdua menangis.”
Jibril as berkata: “Bagaimana keadaan umatmu, Muhammad?”
Nabi Muhammad bertanya: “Di mana umatku?”
Jibril as berkata: “Mereka semua telah datang. Mereka berjalan lambat dan perlahan.”
Apabila
mendengar cerita demikian, Nabi Muhammad SAW menangis lalu bertanya:
“Wahai Jibril! Bagaimana keadaan umatku yang berbuat dosa?”
Jibril as berkata: “Lihatlah mereka wahai Muhammad SAW!”
Apabila
Nabi Muhammad SAW melihat mereka, mereka gembira dan mengucapkan selawat
kepada baginda SAW dengan apa yang telah Allah Taala muliakannya.
Mereka gembira kerana dapat bertemu dengan baginda SAW. Baginda SAW juga
gembira terhadap mereka. Nabi Muhammad SAW bertemu umatnya yang
berdosa. Mereka menangis serta memikul beban di atas belakang mereka
sambil menyeru: “Wahai Muhammad!”
Air mata
mereka mengalir di pipi. Orang-orang zalim memikul kezaliman mereka.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Wahai umatku.” Mereka berkumpul di sisinya.
Umat-umatnya menangis.
Ketika mereka di dalam keadaan demikian, terdengar dari arah Allah Taala seruan yang menyeru: “Di mana Jibril?”
Jibril as berkata: “Jibril di hadapan Allah, Tuhan semesta alam.”
Jibril as berkata: “Jibril di hadapan Allah, Tuhan semesta alam.”
Allah Taala berfirman di dalam keadaan Dia amat mengetahui sesuatu yang tersembunyi: “Di mana umat Muhammad SAW?”
Jibril as berkata: “Mereka adalah sebaik umat.”
Allah
Taala berfirman: “Wahai Jibril! Katakanlah kepada kekasihKu Muhammad SAW
bahawa umatnya akan datang untuk ditayangkan di hadapanKu.”
Jibril as
kembali di dalam keadaan menangis lalu berkata: “Wahai Muhammad! Umatmu
telah datang untuk ditayangkan kepada Allah Taala.”
Nabi
Muhammad SAW berpaling ke arah umatnya lalu berkata: “Sesungguhnya kamu
telah dipanggil untuk dihadapkan kepada Allah Taala.”
Orang-orang yang berdosa menangis kerana terkejut dan takut akan azab
Allah Taala. Nabi Muhammad SAW memimpin mereka sebagaimana pengembala
memimpin ternakannya menuju di hadapan Allah Taala. Allah Taala
berfirman: “Wahai hambaKu! Dengarkanlah kamu baik-baik kepadaKu tuduhan
apa-apa yang telah diperdengarkan bagi kamu dan kamu semua melakukan
dosa!”
Hamba-hamba Allah Taala terdiam. Allah Taala berfirman: “Hari ini, Kami
akan membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan. Hari
ini, Aku akan memuliakan sesiapa yang mentaatiKu. Dan, Aku akan mengazab
sesiapa yang menderhaka terhadapKu. Wahai Jibril! Pergi ke arah Malik,
penjaga neraka! Katakanlah kepadanya, bawakan Jahanam!”
Jibril pergi berjumpa Malik, penjaga neraka lalu berkata: “Wahai Malik! Allah Taala telah memerintahkanmu agar membawa Jahanam.”
Malik bertanya: “Apakah hari ini?”
Jibril
menjawab: “Hari ini adalah hari kiamat. Hari yang telah ditetapkan untuk
membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan.”
Malik berkata: “Wahai Jibril! Adakah Allah Taala telah mengumpulkan makhluk?”
Jibril menjawab: “Ya!”
Malik bertanya: “Di mana Muhammad dan umatnya?”
Jibril berkata: “Di hadapan Allah Taala!”
Malik
bertanya lagi: “Bagaimana mereka mampu menahan kesabaran terhadap
kepanasan nyalaan Jahanam apabila mereka melintasinya sedangkan mereka
semua adalah umat yang lemah?”
Jibril berkata: “Aku tidak tahu!”
Malik
menjerit ke arah neraka dengan sekali jeritan yang menggerunkan. Neraka
berdiri di atas tiang-tiangnya. Neraka mempunyai tiang-tiang yang keras,
kuat dan panjang. Api dinyalakan sehingga tiada kekal mata seorang dari
makhluk melainkan bercucuran air mata mereka (semuanya menangis).
Air mata
sudah terhenti manakala air mata darah manusia mengambil alih.
Kanak-kanak mula beruban rambut. Ibu-ibu yang memikul anaknya
mencampakkan mereka. Manusia kelihatan mabuk padahal mereka sebenarnya
tidak mabuk.
Di padang mahsyar
orang yang mula-mula berusaha ialah nabi Ibrahim as. Baginda bergantung
dengan asap Arsy yang naik lalu menyeru: “TuhanKu dan Penguasaku! Aku
adalah khalilMu Ibrahim. Kasihanilah kedudukanku pada hari ini! Aku
tidak meminta kejayaan Ishak dan anakku pada hari ini.”
Allah Taala berfirman: “Wahai Ibrahim! Adakah kamu melihat Kekasih mengazab kekasihnya.”
Nabi Musa as datang.
Baginda bergantung dengan asap Arsy yang naik lalu menyeru: “KalamMu.
Aku tidak meminta kepadaMu melainkan diriku. Aku tidak meminta saudaraku
Harun. Selamatkanlah aku dari kacau bilau Jahanam!”
Isa as datang di
dalam keadaan menangis. Baginda bergantung dengan Arsy lalu menyeru:
“Tuhanku… Penguasaku.. Penciptaku! Isa roh Allah. Aku tidak meminta
melainkan diriku. Selamatkanlah aku dari kacau bilau Jahanam!”
Suara jeritan dan
tangisan semakin kuat. Nabi Muhammad SAW menyeru: “Tuhanku.. Penguasaku
Penghuluku…. !Aku tidak meminta untuk diriku. Sesungguhnya aku meminta
untuk umatku dariMu!”
Ketika itu juga, neraka Jahanam berseru: “Siapakah yang memberi syafaat kepada umatnya?”
Neraka pula berseru:
“Wahai Tuhanku… Penguasaku dan Penghuluku! Selamatkanlah Muhammad dan
umatnya dari seksaannya! Selamatkanlah mereka dari kepanasanku, bara
apiku, penyeksaanku dan azabku! Sesungguhnya mereka adalah umat yang
lemah. Mereka tidak akan sabar dengan penyeksaan.”
Malaikat Zabaniah menolaknya sehingga terdampar di kiri Arsy. Neraka sujud di hadapan Tuhannya.
Allah Taala berfirman: “Di mana matahari?” Maka, matahari dibawa mengadap Allah Taala. Ia berhenti di hadapan Allah Taala.
Allah Taala berfirman kepadanya: “Kamu! Kamu telah memerintahkan hambaKu untuk sujud kepada kamu?”
Matahari menjawab.
“Tuhanku! Maha Suci diriMu! Bagaimana aku harus memerintahkan mereka
berbuat demikian sedangkan aku adalah hamba yang halus?”
Allah Taala berfirman: “Aku percaya!”
Allah Taala telah menambahkan cahaya dan kepanasannya sebanyak 70 kali ganda. Ia telah dihampirkan dengan kepala makhluk.”
Ibnu Abbas r.h.
berkata: “Peluh manusia bertiti dan sehingga mereka berenang di
dalamnya. Otak-otak kepala mereka menggeleggak seperti periuk yang
sedang panas. Perut mereka menjadi seperti jalan yang sempit.
Air mata mengalir seperti air mengalir. Suara ratap umat-umat manusia semakin kuat.
Nabi Muhammad SAW
lebih-lebih lagi sedih. Air matanya telah hilang dan kering dari
pipinya. Sekali, baginda SAW sujud di hadapan Arsy dan sekali lagi,
baginda SAW rukuk untuk memberi syafaat bagi umatnya.
Para Nabi melihat
keluh kesah dan tangisannya. Mereka berkata: “Maha Suci Allah! Hamba
yang paling dimuliakan Allah Taala ini begitu mengambil berat, hal
keadaan umatnya.
Daripada Thabit
Al-Bani, daripada Usman Am Nahari berkata: “Pada suatu hari Nabi SAW
menemui Fatimah Az-Zahara’ r.h. Baginda SAW dapati, dia sedang
menangis.”
Baginda SAW bersabda: “Permata hatiku! Apa yang menyebabkan dirimu menangis?”
Fatimah menjawab: “Aku teringat akan firman Allah Taala.”
“Dan, kami akan mehimpunkan, maka Kami tidak akan mengkhianati walau seorang daripada mereka.”
Lalu Nabi SAW pun menangis. Baginda SAW bersabda: “Wahai permata hatiku! Sesungguhnya, aku teringat akan hari yang terlalu dahsyat. Umatku telah dikumpulkan pada hari kiamat dikelilingi dengan perasaan dahaga dan telanjang. Mereka memikul dosa mereka di atas belakang mereka. Air mata mereka mengalir di pipi.”
Lalu Nabi SAW pun menangis. Baginda SAW bersabda: “Wahai permata hatiku! Sesungguhnya, aku teringat akan hari yang terlalu dahsyat. Umatku telah dikumpulkan pada hari kiamat dikelilingi dengan perasaan dahaga dan telanjang. Mereka memikul dosa mereka di atas belakang mereka. Air mata mereka mengalir di pipi.”
Fatimah r.h. berkata: “Wahai bapaku! Apakah wanita tidak merasa malu terhadap lelaki?”
Baginda SAW menjawab:
“Wahai Fatimah! Sesungguhnya, hari itu, setiap orang akan sibuk dengan
untung nasib dirinya. Adapun aku telah mendengar Firman Allah Taala:” Bagi setiap orang dari mereka, di hari itu atau satu utusan yang melalaikan dia.
( Abasa: 37)
Fatimah ra. bertanya: “Di mana aku hendak mendapatkanmu di hari kiamat nanti, wahai bapaku?”
Baginda SAW menjawab: “Kamu akan menjumpaiku di sebuah telaga ketika aku sedang memberi minum umatku.”
Fatimah r.h. bertanya lagi: “Sekiranya aku dapati kamu tiada di telaga?”
Baginda SAW bersabda:
“Kamu akan menjumpaiku di atas Sirat sambil dikelilingi para Nabi. Aku
akan menyeru: “Tuhan Kesejahteraan! Tuhan Kesejahteraan! Para malaikat
akan menyambut: “Aamiin.”
Ketika itu juga,
terdengar seruan dari arah Allah Taala lalu berfirman: “Nescaya akan
mengikuti kata-katanya pada apa yang kamu sembah.”
Setiap umat akan
berkumpul dengan sesuatu yang mereka sembah. Ketika itu juga, neraka
Jahanam melebarkan tengkuknya lalu menangkap mereka sebagaimana burung
mematuk kacang.
Apabila seruan dari
tengah Arsy kedengaran, maka manusia yang menyembahNya datang beriring.
Sebahagian daripada orang yang berdiri di situ berkata: “Kami adalah
umat Muhammad SAW!”
Allah Taala berfirman kepada mereka: “Mengapa kamu tidak mengikuti orang yang kamu sembah?”
Mereka berkata: “Kami tidak menyembah melainkan Tuhan Kami. Dan, kami tidak menyembah selainNya.”
Mereka ditanya lagi: “Kami mengenali Tuhan kamu?”
Mereka menjawab: “Maha Suci diriNya! Tiada yang kami kenali selainNya.”
Apabila ahli neraka
dimasukkan ke dalamnya untuk diazab, umat Muhammad SAW mendengar bunyi
pukulan dan jeritan penghuni neraka. Lalu malaikat Zabaniah mencela
mereka. Mereka berkata: “Marilah kita pergi meminta syafaat kepada
Muhammad SAW!”
Manusia berpecah kepada tiga kumpulan.
1. Kumpulan orang tua yang menjerit-jerit.
2. Kumpulan pemuda.
3. Wanita yang bersendirian mengelilingi mimbar-mimbar.
1. Kumpulan orang tua yang menjerit-jerit.
2. Kumpulan pemuda.
3. Wanita yang bersendirian mengelilingi mimbar-mimbar.
Mimbar para Nabi
didirikan di atas kawasan lapang ketika kiamat. Mereka semua berminat
terhadap mimbar Nabi Muhammad SAW. Mimbar Nabi Muhammad SAW terletak
berhampiran dengan tempat berlaku kiamat. Ia juga merupakan mimbar yang
paling baik, besar dan cantik. Nabi adam as dan isterinya Hawa berada di
bawah mimbar Nabi SAW.
Hawa melihat ke arah
mereka lalu berkata: “Wahai Adam! Ramai dari zuriatmu dari umat Muhammad
SAW serta cantik wajah mereka. Mereka menyeru: “Di mana Muhammad?”
Mereka berkata:
“Kami adalah umat Muhammad SAW. Semua umat telah mengiringi apa yang
mereka sembah. Hanya tinggal kami sahaja. Matahari di atas kepala kami.
Ia telah membakar kami. Neraka pula, cahaya juga telah membakar kami.
Timbangan semakin berat. Oleh itu tolonglah kami agar memohon kepada
Allah Taala untuk menghisab kami dengan segera! Sama ada kami akan pergi
ke syurga atau neraka.”
Nabi Adam as berkata:
“Pergilah kamu dariku! Sesungguhnya aku sibuk dengan dosa-dosaku. Aku
mendengar firman Allah Taala: Dan dosa Adam terhadap Tuhannya kerana
lalai. Mereka pergi berjumpa nabi Nuh as yang telah berumur, umur yang
panjang dan sangat sabar. Mereka menghampirinya. Apabila nabi Nuh as
melihat mereka, dia berdiri.
Pengikut (umat Nabi
Muhammad SAW) berkata: “Wahai datuk kami, Nuh! Tolonglah kami terhadap
Tuhan kami agar Dia dapat memisahkan di antara kami dan mengutuskan kami
dari ahli syurga ke syurga dan ahli neraka ke neraka.”
Nabi Nuh as berkata: “Sesungguhnya, aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah mendoakan agar kaumku dimusnahkan. Aku malu dengan Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Ibrahim kekasih Allah Taala! Mintalah kepadanya agar menolong kamu!”
Nabi Nuh as berkata: “Sesungguhnya, aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah mendoakan agar kaumku dimusnahkan. Aku malu dengan Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Ibrahim kekasih Allah Taala! Mintalah kepadanya agar menolong kamu!”
Nabi Ibrahim as
berkata: “Sesungguhnya aku pernah berbohong di dalam usiaku sebanyak
tiga pembohongan di dalam Islam. Aku takut dengan Tuhanku. Pergilah kamu
berjumpa Musa as! Mintalah pertolongan darinya!”
Nabi Musa as
berkata: “Aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah membunuh seorang jiwa
tanpa hak. Aku membunuhnya bukan dari kemahuanku sendiri. Aku dapati
dia melampaui batas terhadap seorang lelaki Islam. Aku ingin memukulnya.
Aku terperanjat kerana menyakitinya lalu menumbuk lelaki tersebut. Ia
jatuh lalu mati. Aku takut terhadap tuntutan dosaku. Pergilah kamu
berjumpa Isa as!”
Mereka pergi
berjumpa nabi Isa a.s. Nabi Isa a.s. berkata: “Sesungguhnya Allah Taala
telah melaknat orang-orang Kristian. Mereka telah mengambil aku, ibuku
sebagai dua Tuhan selain Allah Taala. Hari ini, aku malu untuk bertanya
kepadaNya mengenai ibuku Mariam.”
Mariam, Asiah,
Khadijah dan Fatimah Az-Zahra’ sedang duduk. Ketika Mariam melihat umat
Nabi Muhammad SAW dia berkata: “Ini umat Nabi Muhammad SAW. Mereka telah
sesat dari Nabi mereka.”
Suara Mariam, telah
didengari oleh Nabi Muhammad SAW Nabi Adam a.s. berkata kepada nabi
Muhammad SAW. “Ini umatmu, wahai Muhammad! Mereka berkeliling mencarimu
untuk meminta syafaat kepada Allah Taala.”
Nabi Muhammad SAW
menjerit dari atas mimbar lalu bersabda: “Marilah kepadaku, wahai
umatku! Wahai sesiapa yang beriman dan tidak melihatku. Aku tidak pernah
lari dari kamu melainkan aku sentiasa memohon kepada Allah Taala
untukmu!”
Umat Nabi Muhammad SAW berkumpul di sisinya.
Terdengar suara
seruan: “Wahai Adam! Ke marilah kepada Tuhanmu!” Nabi Adam as berkata:
“Wahai Muhammad! Tuhanku telah memanggilku. Moga-moga Dia akan meminta
kepadaku.”
Nabi Adam as pergi
menemui Allah Taala. Allah Taala berfirman kepadanya: “Wahai Adam!
Bangunlah dan hantarkan anak-anakmu ke neraka!”
Nabi Adam as bertanya: “Berapa ramai untukku kirimkan?”
Allah Taala berfirman: Setiap seribu lelaki kamu hantarkan seorang ke syurga, 999 orang ke neraka.”
Allah Taala berfirman lagi:
“Wahai Adam! Sekiranya Aku tidak melaknat orang yang berdusta dan Aku haramkan pembohongan, nescaya Aku akan mengasihi anakmu keseluruhannya. Akan, tetapi, Aku telah janjikan syurga bagi orang yang mentaatiKu Neraka pula bagi orang yang menderhakaiKu Aku tidak akan memungkiri janji Wahai Adam! Berhentilah di sisi Mizan (timbangan). Sesiapa yang mempunyai berat pada kebaikannya daripada dosanya walaupun seberat biji sawi, bawalah dia untuk memasuki syurga tanpa perlu berunding denganKu! Sesungguhnya Aku telah menjadikan bagi mereka, satu kejahatan dengan satu dosa. Manakala satu kebaikan dengan sepuluh pahala agar memberitahu mereka bahawa, sesungguhnya Aku tidak akan memasukkan mereka ke dalam neraka melainkan setiap yang kembali akan dikembalikan dengan dosa bagi orang yang melampaui batas.”
“Wahai Adam! Sekiranya Aku tidak melaknat orang yang berdusta dan Aku haramkan pembohongan, nescaya Aku akan mengasihi anakmu keseluruhannya. Akan, tetapi, Aku telah janjikan syurga bagi orang yang mentaatiKu Neraka pula bagi orang yang menderhakaiKu Aku tidak akan memungkiri janji Wahai Adam! Berhentilah di sisi Mizan (timbangan). Sesiapa yang mempunyai berat pada kebaikannya daripada dosanya walaupun seberat biji sawi, bawalah dia untuk memasuki syurga tanpa perlu berunding denganKu! Sesungguhnya Aku telah menjadikan bagi mereka, satu kejahatan dengan satu dosa. Manakala satu kebaikan dengan sepuluh pahala agar memberitahu mereka bahawa, sesungguhnya Aku tidak akan memasukkan mereka ke dalam neraka melainkan setiap yang kembali akan dikembalikan dengan dosa bagi orang yang melampaui batas.”
Nabi Adam as berkata:
“Tuhanku! Penguasaku! Engkau lebih utama bagi menghisab berbanding aku.
Hamba itu adalah hambaMu dan Engkau Maha Mengetahui sesuatu yang
ghaib!”
Allah Taala menyeru:
“Wahai Muhammad! Bawalah umatmu untuk dihisab dan lintaskan mereka di
atas Sirat yang dilebarkan. Panjangnya sejauh 500 tahun perjalanan.”
Malaikat Malik
berdiri di pintunya (neraka). Dia menyeru: “Wahai Muhammad! Sesiapa yang
datang dari umatmu dan bersamanya ada perlepasan dari Allah Taala, maka
dia akan terselamat. Sekiranya sebaliknya maka, dia akan terjatuh di
dalam neraka. Wahai Muhammad! Katakan kepada orang yang diringankan agar
berlari! Katakan kepada orang yang diberatkan agar berjalan!”
Nabi Muhammad SAW
bersabda kepada malaikat Malik: “Wahai Malik! Dengan kebenaran Allah
Taala ke atasmu, palingkanlah wajahmu dari umatku sehingga mereka dapat
melepasi! Jika tidak, hati mereka akan gementar apabila melihatmu.”
Malaikat Malik
memalingkan mukanya dari umat Nabi Muhammad SAW. Umat Nabi Muhammad SAW
telah di pecahkan kepada sepuluh kumpulan. Nabi Muhammad SAW mendahului
mereka lalu bersabda kepada umatnya: “Ikutlah aku wahai umatku di atas
Sirat ini!”
Kumpulan pertama
berjaya melintasi seperti kilat yang memancar. Kumpulan kedua melintasi
seperti angin yang kencang. Kumpulan ketiga melintasi seperti kuda yang
baik. Kumpulan yang keempat seperti burung yang pantas. Kumpulan yang
kelima berlari. Kumpulan keenam berjalan. Kumpulan ketujuh berdiri dan
duduk kerana mereka dahaga dan penat. Dosa-dosa terpikul di atas
belakang mereka.
Nabi Muhammad SAW
berhenti di atas Sirat. Setiap kali, baginda SAW melihat seorang dari
umatnya bergayut di atas Sirat, baginda SAW akan menarik tangannya dan
membangunkan dia kembali. Kumpulan kelapan menarik muka-muka mereka
dengan rantai kerana terlalu banyak kesalahan dan dosa mereka. Bagi yang
buruk, mereka akan menyeru: “Wahai Muhammad SAW!”
Nabi Muhammad SAW berkata: “Tuhan! Selamatkan mereka! Tuhan! Selamatkan mereka!
Kumpulan ke sembilan
dan ke sepuluh tertinggal di atas Sirat. Mereka tidak diizinkan untuk
menyeberang. Dikatakan bahawa, di pintu syurga, ada pokok yang mempunyai
banyak dahan. Bilangan dahannya tidak terkira melainkan Allah Taala
sahaja yang mengetahui. Di atasnya ada kanak-kanak yang telah mati
semasa di dunia ketika umur mereka dua bulan, kurang dan lebih sebelum
mereka baligh. Apabila mereka melihat ibu dan bapa mereka, mereka
menyambutnya dan mengiringi mereka memasuki syurga. Mereka memberikan
gelas-gelas dan cerek serta tuala dari sutera. Mereka memberi ibu dan
bapa mereka minum kerana kehausan kiamat. Mereka memasuki syurga
bersama-sama.
Hanya tinggal, kanak-kanak yang belum melihat ibu dan bapa mereka. Suara tangisan mereka semakin nyaring.
Mereka berkata: “Aku mengharamkan syurga bagi diriku sehingga aku melihat bapa dan ibuku.”
Mereka berkata: “Aku mengharamkan syurga bagi diriku sehingga aku melihat bapa dan ibuku.”
Kanak-kanak yang
belum melihat ibu dan bapa mereka telah berkumpul. Mereka berkata: “Kami
masih di dalam keadaan yatim di sini dan di dunia.”
Malaikat berkata
kepada mereka: “Bapa-bapa dan ibu-ibu kamu terlalu berat dosa mereka.
Mereka tidak diterima oleh syurga akibat dosa mereka.”
Mereka terus menangis
malah lebih kuat dari sebelumnya lalu berkata: “Kami akan duduk di
pintu syurga moga-moga Allah Taala mengampuninya dan menyatukan kami
dengan mereka.”
Demikianlah! Orang
yang melakukan dosa besar akan dikurung di tempat pembalasan yang
pertama oleh mereka iaitu Sirat. Ia dipanggil “Tempat Teropong.”
Kaki-kaki mereka akan tergantung di Sirat.
Nabi Muhammad SAW
melintasi Sirat bersama orang-orang yang soleh di kalangan yang
terdahulu dan orang yang taat selepasnya. Di hadapannya, ada
bendera-bendera yang berkibaran. Bendera Kepujian berada di atas
kepalanya.
Apabila bendera baginda menghampiri pintu syurga, kanak-kanak akan meninggikan tangisan mereka. Rasulullah SAW bersabda:
“Apa yang berlaku pada kanak-kanak ini?” Malaikat menjawab: “Mereka menangis kerana berpisah dengan bapa dan ibu mereka. “Nabi SAW bersabda: “Aku akan menyelidiki khabar mereka dan aku akan memberi syafaat kepada mereka, Insya Allah.”
“Apa yang berlaku pada kanak-kanak ini?” Malaikat menjawab: “Mereka menangis kerana berpisah dengan bapa dan ibu mereka. “Nabi SAW bersabda: “Aku akan menyelidiki khabar mereka dan aku akan memberi syafaat kepada mereka, Insya Allah.”
Nabi Muhammad SAW
memasuki syurga bersama umatnya yang berada di belakang. Setiap kaum
akan kekal didalam rumah-rumah mereka. Kita memohon kepada Allah Taala
agar memasukkan kita di dalam keutamaan ini dan menjadikan kita
sebahagian daripada mereka.
Baginda Menangis Di Padang Masyhar
Dari
Usman bin Affan bin Dahaak bin Muzahim daripada Abbas ra, bapa saudara
Rasulullah SAW dari Rasulullah SAW telah bersabda, yang bermaksud:
“Aku adalah orang (manusia) yang paling awal dibangkitkan dari kubur (bumi) pada hari kiamat yang tiada kebanggaan. Bagiku ada syafaat pada hari kiamat yang tiada kemegahan. Bendera pujian di tanganku dan nabi-nabi keseluruhannya berada di bawah benderaku. Umatku adalah umat yang terbaik. Mereka adalah umat yang pertama dihisab sebelum umat yang lain. Ketika mereka bangkit dari kubur, mereka akan mengibas (membuang) tanah yang ada di atas kepala mereka. Mereka semua akan berkata: “Kami bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan kami bersaksi bahawa Muhammad itu Rasulullah. Inilah yang telah dijanjikan oleh Allah Taala serta dibenarkan oleh para rasul.” Ibnu Abbas ra berkata: “Orang yang pertama dibangkitkan dari kubur di hari kiamat ialah Muhammad SAW. Jibril as akan datang kepadanya bersama seekor Buraq. Israfil pula datang dengan membawa bersama bendera dan mahkota. Izrail pula datang dengan membawa bersamanya pakaian-pakaian syurga.”
“Aku adalah orang (manusia) yang paling awal dibangkitkan dari kubur (bumi) pada hari kiamat yang tiada kebanggaan. Bagiku ada syafaat pada hari kiamat yang tiada kemegahan. Bendera pujian di tanganku dan nabi-nabi keseluruhannya berada di bawah benderaku. Umatku adalah umat yang terbaik. Mereka adalah umat yang pertama dihisab sebelum umat yang lain. Ketika mereka bangkit dari kubur, mereka akan mengibas (membuang) tanah yang ada di atas kepala mereka. Mereka semua akan berkata: “Kami bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan kami bersaksi bahawa Muhammad itu Rasulullah. Inilah yang telah dijanjikan oleh Allah Taala serta dibenarkan oleh para rasul.” Ibnu Abbas ra berkata: “Orang yang pertama dibangkitkan dari kubur di hari kiamat ialah Muhammad SAW. Jibril as akan datang kepadanya bersama seekor Buraq. Israfil pula datang dengan membawa bersama bendera dan mahkota. Izrail pula datang dengan membawa bersamanya pakaian-pakaian syurga.”
Jibril as akan menyeru: “Wahai dunia! Di mana kubur Muhammad SAW?”
Bumi akan
berkata: “Sesungguhnya, Tuhanku telah menjadikan aku hancur. Telah
hilang segala lingkaran, tanda dan gunung-ganangku. Aku tidak tahu
dimana kubur Muhammad SAW.”
Rasulullah
SAW bersabda: “Lalu diangkatkan tiang-tiang dari cahaya dari kubur Nabi
Muhammad SAW ke awan langit. Maka, empat malaikat berada di atas
kubur.”
Israfil bersuara: “Wahai roh yang baik! Kembalilah ke tubuh yang baik!”
Maka,
kubur terbelah dua. Pada seruan yang kedua pula, kubur mula terbongkar.
Pada seruan yang ketiga, ketika Rasulullah SAW berdiri, baginda SAW
telah membuang tanah di atas kepala dan janggut baginda SAW. Baginda SAW
melihat kanan dan kiri. Baginda SAW dapati, tiada lagi bangunan.
Baginda SAW menangis sehingga mengalir air matanya ke pipi.
Jibril as berkata kepadanya: “Bangun wahai Muhammad! Sesungguhnya kamu di sisi Allah Taala di tempat yang luas.”
Baginda SAW bertanya, “Kekasihku Jibril! Hari apakah ini?”
Jibril as
menjawab: “Wahai Muhammad! Janganlah kamu takut! Inilah hari kiamat.
Inilah hari kerugian dan penyesalan. Inilah hari pembentangan Allah
Taala.”
Baginda SAW bersabda: “Kekasihku Jibril! Gembirakanlah aku!”
Jibril as berkata: “Apakah yang kamu lihat di hadapanmu?”
Baginda SAW bersabda: “Bukan seperti itu pertanyaanku.”
Jibril as berkata: “Adakah kamu tidak melihat bendera kepujian yang terpacak di atasmu?”
Baginda SAW bersabda: “Bukan itu maksud pertanyaanku. Aku bertanya kepadamu akan umatku. Di mana perjanjian mereka?”
Jibril as berkata: “Demi keagungan Tuhanku! Tidak akan terbongkar oleh bumi daripada manusia, sebelummu?”
Baginda SAW bersabda: “Nescaya akan, kuatlah pertolongan pada hari ini. Aku akan mensyafaatkan umatku.”
Jibril as berkata kepada baginda SAW: “Tungganglah Buraq ini wahai Muhammad SAW dan pergilah ke hadapan Tuhanmu!”
Jibril as
datang bersama Buraq ke arah Nabi Muhammad SAW. Buraq cuba
meronta-ronta. Jibril as berkata kepadanya: “Wahai Buraq! Adakah kamu
tidak malu dengan makhluk yang paling baik dicipta oleh Allah Taala?
Sudahkah Allah Taala perintahkan kepadamu agar mentaatinya?”
Buraq
berkata: “Aku tahu semua itu. Akan tetapi, aku ingin dia mensyafaatiku
agar memasuki syurga sebelum dia menunggangku. Sesungguhnya, Allah Taala
akan datang pada hari ini di dalam keadaan marah. Keadaan yang belum
pernah terjadi sebelum ini.”
Baginda SAW bersabda kepada Buraq: “Ya! Sekiranya kamu berhajatkan syafaatku, nescaya aku memberi syafaat kepadamu.”
Setelah
berpuas hati, Buraq membenarkan baginda SAW menunggangnya lalu dia
melangkah. Setiap langkahan Buraq sejauh pandangan mata. Apabila Nabi
Muhammad SAW berada di Baitul Maqdis di atas bumi dari perak yang putih,
malaikat Israfil as menyeru: “Wahai tubuh-tubuh yang telah hancur,
tulang-tulang yang telah reput, rambut-rambut yang bertaburan dan
urat-urat yang terputus-putus! Bangkitlah kamu dari perut burung, dari
perut binatang buas, dari dasar laut dan dari perut bumi ke perhimpunan
Tuhan yang Maha Perkasa.
Roh-roh
telah diletakkan di dalam tanduk atau sangkakala. Di dalamnya ada
beberapa tingkat dengan bilangan roh makhluk. Setiap roh, akan
didudukkan berada di dalam tingkat. Langit di atas bumi akan menurunkan
hujan dari lautan kehidupan akan air yang sangat pekat seperti air mani
lelaki. Daripadanya, terbinalah tulang-tulang. Urat-urat memanjang.
Daging kulit dan bulu akan tumbuh. Sebahagian mereka akan kekal ke atas
sebahagian tubuh tanpa roh.
Allah
Taala berfirman: “Wahai Israfil! Tiup tanduk atau sangkakala tersebut
dan hidupkan mereka dengan izinKu akan penghuni kubur. Sebahagian mereka
adalah golongan yang gembira dan suka. Sebahagian dari mereka adalah
golongan yang celaka dan derita.”
Malaikat
Israfil as menjerit: “Wahai roh-roh yang telah hancur! Kembalilah kamu
kepada tubuh-tubuh mu. Bangkitlah kamu untuk dikumpulkan di hadapan
Tuhan semesta alam.”
Allah Taala berfirman:
“Demi keagungan dan ketinggianKu! Aku kembalikan setiap roh pada tubuh-tubuhnya!”
“Demi keagungan dan ketinggianKu! Aku kembalikan setiap roh pada tubuh-tubuhnya!”
Apabila
roh-roh mendengar sumpah Allah Taala, roh-roh pun keluar untuk mencari
jasad mereka. Maka, kembalilah roh pada jasadnya. Bumi pula terbongkar
dan mengeluarkan jasad-jasad mereka. Apabila semuanya sedia,
masing-masing melihat.
Nabi SAW
duduk di padang pasir Baitul Maqdis, melihat makhluk-makhluk. Mereka
berdiri seperti belalang yang berterbangan. 70 umat berdiri. Umat Nabi
Muhammad SAW merupakan satu umat (kumpulan). Nabi SAW berhenti
memperhatikan ke arah mereka. Mereka seperti gelombang lautan.
Jibril as menyeru: “Wahai sekalian makhluk, datanglah kamu semua ke tempat perhimpunan yang telah disediakan oleh Allah Taala.”
Umat-umat
datang di dalam keadaan satu-satu kumpulan. Setiap kali Nabi Muhammad
SAW berjumpa satu umat, baginda SAW akan bertanya: “Di mana umatku?”
Jibril as berkata: “Wahai Muhammad! Umatmu adalah umat yang terakhir.”
Apabila nabi Isa as datang, Jibril as menyeru: Tempatmu!” Maka nabi Isa as dan Jibril as menangis.
Nabi Muhammad SAW berkata: “Mengapa kamu berdua menangis.”
Jibril as berkata: “Bagaimana keadaan umatmu, Muhammad?”
Nabi Muhammad bertanya: “Di mana umatku?”
Jibril as berkata: “Mereka semua telah datang. Mereka berjalan lambat dan perlahan.”
Apabila
mendengar cerita demikian, Nabi Muhammad SAW menangis lalu bertanya:
“Wahai Jibril! Bagaimana keadaan umatku yang berbuat dosa?”
Jibril as berkata: “Lihatlah mereka wahai Muhammad SAW!”
Apabila
Nabi Muhammad SAW melihat mereka, mereka gembira dan mengucapkan selawat
kepada baginda SAW dengan apa yang telah Allah Taala muliakannya.
Mereka gembira kerana dapat bertemu dengan baginda SAW. Baginda SAW juga
gembira terhadap mereka. Nabi Muhammad SAW bertemu umatnya yang
berdosa. Mereka menangis serta memikul beban di atas belakang mereka
sambil menyeru: “Wahai Muhammad!”
Air mata
mereka mengalir di pipi. Orang-orang zalim memikul kezaliman mereka.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Wahai umatku.” Mereka berkumpul di sisinya.
Umat-umatnya menangis.
Ketika mereka di dalam keadaan demikian, terdengar dari arah Allah Taala seruan yang menyeru: “Di mana Jibril?”
Jibril as berkata: “Jibril di hadapan Allah, Tuhan semesta alam.”
Jibril as berkata: “Jibril di hadapan Allah, Tuhan semesta alam.”
Allah Taala berfirman di dalam keadaan Dia amat mengetahui sesuatu yang tersembunyi: “Di mana umat Muhammad SAW?”
Jibril as berkata: “Mereka adalah sebaik umat.”
Allah
Taala berfirman: “Wahai Jibril! Katakanlah kepada kekasihKu Muhammad SAW
bahawa umatnya akan datang untuk ditayangkan di hadapanKu.”
Jibril as
kembali di dalam keadaan menangis lalu berkata: “Wahai Muhammad! Umatmu
telah datang untuk ditayangkan kepada Allah Taala.”
Nabi
Muhammad SAW berpaling ke arah umatnya lalu berkata: “Sesungguhnya kamu
telah dipanggil untuk dihadapkan kepada Allah Taala.”
Orang-orang yang berdosa menangis kerana terkejut dan takut akan azab
Allah Taala. Nabi Muhammad SAW memimpin mereka sebagaimana pengembala
memimpin ternakannya menuju di hadapan Allah Taala. Allah Taala
berfirman: “Wahai hambaKu! Dengarkanlah kamu baik-baik kepadaKu tuduhan
apa-apa yang telah diperdengarkan bagi kamu dan kamu semua melakukan
dosa!”
Hamba-hamba Allah Taala terdiam. Allah Taala berfirman: “Hari ini, Kami
akan membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan. Hari
ini, Aku akan memuliakan sesiapa yang mentaatiKu. Dan, Aku akan mengazab
sesiapa yang menderhaka terhadapKu. Wahai Jibril! Pergi ke arah Malik,
penjaga neraka! Katakanlah kepadanya, bawakan Jahanam!”
Jibril pergi berjumpa Malik, penjaga neraka lalu berkata: “Wahai Malik! Allah Taala telah memerintahkanmu agar membawa Jahanam.”
Malik bertanya: “Apakah hari ini?”
Jibril
menjawab: “Hari ini adalah hari kiamat. Hari yang telah ditetapkan untuk
membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan.”
Malik berkata: “Wahai Jibril! Adakah Allah Taala telah mengumpulkan makhluk?”
Jibril menjawab: “Ya!”
Malik bertanya: “Di mana Muhammad dan umatnya?”
Jibril berkata: “Di hadapan Allah Taala!”
Malik
bertanya lagi: “Bagaimana mereka mampu menahan kesabaran terhadap
kepanasan nyalaan Jahanam apabila mereka melintasinya sedangkan mereka
semua adalah umat yang lemah?”
Jibril berkata: “Aku tidak tahu!”
Malik
menjerit ke arah neraka dengan sekali jeritan yang menggerunkan. Neraka
berdiri di atas tiang-tiangnya. Neraka mempunyai tiang-tiang yang keras,
kuat dan panjang. Api dinyalakan sehingga tiada kekal mata seorang dari
makhluk melainkan bercucuran air mata mereka (semuanya menangis).
Air mata
sudah terhenti manakala air mata darah manusia mengambil alih.
Kanak-kanak mula beruban rambut. Ibu-ibu yang memikul anaknya
mencampakkan mereka. Manusia kelihatan mabuk padahal mereka sebenarnya
tidak mabuk.
Di padang mahsyar
orang yang mula-mula berusaha ialah nabi Ibrahim as. Baginda bergantung
dengan asap Arsy yang naik lalu menyeru: “TuhanKu dan Penguasaku! Aku
adalah khalilMu Ibrahim. Kasihanilah kedudukanku pada hari ini! Aku
tidak meminta kejayaan Ishak dan anakku pada hari ini.”
Allah Taala berfirman: “Wahai Ibrahim! Adakah kamu melihat Kekasih mengazab kekasihnya.”
Nabi Musa as datang.
Baginda bergantung dengan asap Arsy yang naik lalu menyeru: “KalamMu.
Aku tidak meminta kepadaMu melainkan diriku. Aku tidak meminta saudaraku
Harun. Selamatkanlah aku dari kacau bilau Jahanam!”
Isa as datang di
dalam keadaan menangis. Baginda bergantung dengan Arsy lalu menyeru:
“Tuhanku… Penguasaku.. Penciptaku! Isa roh Allah. Aku tidak meminta
melainkan diriku. Selamatkanlah aku dari kacau bilau Jahanam!”
Suara jeritan dan
tangisan semakin kuat. Nabi Muhammad SAW menyeru: “Tuhanku.. Penguasaku
Penghuluku…. !Aku tidak meminta untuk diriku. Sesungguhnya aku meminta
untuk umatku dariMu!”
Ketika itu juga, neraka Jahanam berseru: “Siapakah yang memberi syafaat kepada umatnya?”
Neraka pula berseru:
“Wahai Tuhanku… Penguasaku dan Penghuluku! Selamatkanlah Muhammad dan
umatnya dari seksaannya! Selamatkanlah mereka dari kepanasanku, bara
apiku, penyeksaanku dan azabku! Sesungguhnya mereka adalah umat yang
lemah. Mereka tidak akan sabar dengan penyeksaan.”
Malaikat Zabaniah menolaknya sehingga terdampar di kiri Arsy. Neraka sujud di hadapan Tuhannya.
Allah Taala berfirman: “Di mana matahari?” Maka, matahari dibawa mengadap Allah Taala. Ia berhenti di hadapan Allah Taala.
Allah Taala berfirman kepadanya: “Kamu! Kamu telah memerintahkan hambaKu untuk sujud kepada kamu?”
Matahari menjawab.
“Tuhanku! Maha Suci diriMu! Bagaimana aku harus memerintahkan mereka
berbuat demikian sedangkan aku adalah hamba yang halus?”
Allah Taala berfirman: “Aku percaya!”
Allah Taala telah menambahkan cahaya dan kepanasannya sebanyak 70 kali ganda. Ia telah dihampirkan dengan kepala makhluk.”
Ibnu Abbas r.h.
berkata: “Peluh manusia bertiti dan sehingga mereka berenang di
dalamnya. Otak-otak kepala mereka menggeleggak seperti periuk yang
sedang panas. Perut mereka menjadi seperti jalan yang sempit.
Air mata mengalir seperti air mengalir. Suara ratap umat-umat manusia semakin kuat.
Nabi Muhammad SAW
lebih-lebih lagi sedih. Air matanya telah hilang dan kering dari
pipinya. Sekali, baginda SAW sujud di hadapan Arsy dan sekali lagi,
baginda SAW rukuk untuk memberi syafaat bagi umatnya.
Para Nabi melihat
keluh kesah dan tangisannya. Mereka berkata: “Maha Suci Allah! Hamba
yang paling dimuliakan Allah Taala ini begitu mengambil berat, hal
keadaan umatnya.
Daripada Thabit
Al-Bani, daripada Usman Am Nahari berkata: “Pada suatu hari Nabi SAW
menemui Fatimah Az-Zahara’ r.h. Baginda SAW dapati, dia sedang
menangis.”
Baginda SAW bersabda: “Permata hatiku! Apa yang menyebabkan dirimu menangis?”
Fatimah menjawab: “Aku teringat akan firman Allah Taala.”
“Dan, kami akan mehimpunkan, maka Kami tidak akan mengkhianati walau seorang daripada mereka.”
Lalu Nabi SAW pun menangis. Baginda SAW bersabda: “Wahai permata hatiku! Sesungguhnya, aku teringat akan hari yang terlalu dahsyat. Umatku telah dikumpulkan pada hari kiamat dikelilingi dengan perasaan dahaga dan telanjang. Mereka memikul dosa mereka di atas belakang mereka. Air mata mereka mengalir di pipi.”
Lalu Nabi SAW pun menangis. Baginda SAW bersabda: “Wahai permata hatiku! Sesungguhnya, aku teringat akan hari yang terlalu dahsyat. Umatku telah dikumpulkan pada hari kiamat dikelilingi dengan perasaan dahaga dan telanjang. Mereka memikul dosa mereka di atas belakang mereka. Air mata mereka mengalir di pipi.”
Fatimah r.h. berkata: “Wahai bapaku! Apakah wanita tidak merasa malu terhadap lelaki?”
Baginda SAW menjawab:
“Wahai Fatimah! Sesungguhnya, hari itu, setiap orang akan sibuk dengan
untung nasib dirinya. Adapun aku telah mendengar Firman Allah Taala:” Bagi setiap orang dari mereka, di hari itu atau satu utusan yang melalaikan dia.
( Abasa: 37)
Fatimah ra. bertanya: “Di mana aku hendak mendapatkanmu di hari kiamat nanti, wahai bapaku?”
Baginda SAW menjawab: “Kamu akan menjumpaiku di sebuah telaga ketika aku sedang memberi minum umatku.”
Fatimah r.h. bertanya lagi: “Sekiranya aku dapati kamu tiada di telaga?”
Baginda SAW bersabda:
“Kamu akan menjumpaiku di atas Sirat sambil dikelilingi para Nabi. Aku
akan menyeru: “Tuhan Kesejahteraan! Tuhan Kesejahteraan! Para malaikat
akan menyambut: “Aamiin.”
Ketika itu juga,
terdengar seruan dari arah Allah Taala lalu berfirman: “Nescaya akan
mengikuti kata-katanya pada apa yang kamu sembah.”
Setiap umat akan
berkumpul dengan sesuatu yang mereka sembah. Ketika itu juga, neraka
Jahanam melebarkan tengkuknya lalu menangkap mereka sebagaimana burung
mematuk kacang.
Apabila seruan dari
tengah Arsy kedengaran, maka manusia yang menyembahNya datang beriring.
Sebahagian daripada orang yang berdiri di situ berkata: “Kami adalah
umat Muhammad SAW!”
Allah Taala berfirman kepada mereka: “Mengapa kamu tidak mengikuti orang yang kamu sembah?”
Mereka berkata: “Kami tidak menyembah melainkan Tuhan Kami. Dan, kami tidak menyembah selainNya.”
Mereka ditanya lagi: “Kami mengenali Tuhan kamu?”
Mereka menjawab: “Maha Suci diriNya! Tiada yang kami kenali selainNya.”
Apabila ahli neraka
dimasukkan ke dalamnya untuk diazab, umat Muhammad SAW mendengar bunyi
pukulan dan jeritan penghuni neraka. Lalu malaikat Zabaniah mencela
mereka. Mereka berkata: “Marilah kita pergi meminta syafaat kepada
Muhammad SAW!”
Manusia berpecah kepada tiga kumpulan.
1. Kumpulan orang tua yang menjerit-jerit.
2. Kumpulan pemuda.
3. Wanita yang bersendirian mengelilingi mimbar-mimbar.
1. Kumpulan orang tua yang menjerit-jerit.
2. Kumpulan pemuda.
3. Wanita yang bersendirian mengelilingi mimbar-mimbar.
Mimbar para Nabi
didirikan di atas kawasan lapang ketika kiamat. Mereka semua berminat
terhadap mimbar Nabi Muhammad SAW. Mimbar Nabi Muhammad SAW terletak
berhampiran dengan tempat berlaku kiamat. Ia juga merupakan mimbar yang
paling baik, besar dan cantik. Nabi adam as dan isterinya Hawa berada di
bawah mimbar Nabi SAW.
Hawa melihat ke arah
mereka lalu berkata: “Wahai Adam! Ramai dari zuriatmu dari umat Muhammad
SAW serta cantik wajah mereka. Mereka menyeru: “Di mana Muhammad?”
Mereka berkata:
“Kami adalah umat Muhammad SAW. Semua umat telah mengiringi apa yang
mereka sembah. Hanya tinggal kami sahaja. Matahari di atas kepala kami.
Ia telah membakar kami. Neraka pula, cahaya juga telah membakar kami.
Timbangan semakin berat. Oleh itu tolonglah kami agar memohon kepada
Allah Taala untuk menghisab kami dengan segera! Sama ada kami akan pergi
ke syurga atau neraka.”
Nabi Adam as berkata:
“Pergilah kamu dariku! Sesungguhnya aku sibuk dengan dosa-dosaku. Aku
mendengar firman Allah Taala: Dan dosa Adam terhadap Tuhannya kerana
lalai. Mereka pergi berjumpa nabi Nuh as yang telah berumur, umur yang
panjang dan sangat sabar. Mereka menghampirinya. Apabila nabi Nuh as
melihat mereka, dia berdiri.
Pengikut (umat Nabi
Muhammad SAW) berkata: “Wahai datuk kami, Nuh! Tolonglah kami terhadap
Tuhan kami agar Dia dapat memisahkan di antara kami dan mengutuskan kami
dari ahli syurga ke syurga dan ahli neraka ke neraka.”
Nabi Nuh as berkata: “Sesungguhnya, aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah mendoakan agar kaumku dimusnahkan. Aku malu dengan Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Ibrahim kekasih Allah Taala! Mintalah kepadanya agar menolong kamu!”
Nabi Nuh as berkata: “Sesungguhnya, aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah mendoakan agar kaumku dimusnahkan. Aku malu dengan Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Ibrahim kekasih Allah Taala! Mintalah kepadanya agar menolong kamu!”
Nabi Ibrahim as
berkata: “Sesungguhnya aku pernah berbohong di dalam usiaku sebanyak
tiga pembohongan di dalam Islam. Aku takut dengan Tuhanku. Pergilah kamu
berjumpa Musa as! Mintalah pertolongan darinya!”
Nabi Musa as
berkata: “Aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah membunuh seorang jiwa
tanpa hak. Aku membunuhnya bukan dari kemahuanku sendiri. Aku dapati
dia melampaui batas terhadap seorang lelaki Islam. Aku ingin memukulnya.
Aku terperanjat kerana menyakitinya lalu menumbuk lelaki tersebut. Ia
jatuh lalu mati. Aku takut terhadap tuntutan dosaku. Pergilah kamu
berjumpa Isa as!”
Mereka pergi
berjumpa nabi Isa a.s. Nabi Isa a.s. berkata: “Sesungguhnya Allah Taala
telah melaknat orang-orang Kristian. Mereka telah mengambil aku, ibuku
sebagai dua Tuhan selain Allah Taala. Hari ini, aku malu untuk bertanya
kepadaNya mengenai ibuku Mariam.”
Mariam, Asiah,
Khadijah dan Fatimah Az-Zahra’ sedang duduk. Ketika Mariam melihat umat
Nabi Muhammad SAW dia berkata: “Ini umat Nabi Muhammad SAW. Mereka telah
sesat dari Nabi mereka.”
Suara Mariam, telah
didengari oleh Nabi Muhammad SAW Nabi Adam a.s. berkata kepada nabi
Muhammad SAW. “Ini umatmu, wahai Muhammad! Mereka berkeliling mencarimu
untuk meminta syafaat kepada Allah Taala.”
Nabi Muhammad SAW
menjerit dari atas mimbar lalu bersabda: “Marilah kepadaku, wahai
umatku! Wahai sesiapa yang beriman dan tidak melihatku. Aku tidak pernah
lari dari kamu melainkan aku sentiasa memohon kepada Allah Taala
untukmu!”
Umat Nabi Muhammad SAW berkumpul di sisinya.
Terdengar suara
seruan: “Wahai Adam! Ke marilah kepada Tuhanmu!” Nabi Adam as berkata:
“Wahai Muhammad! Tuhanku telah memanggilku. Moga-moga Dia akan meminta
kepadaku.”
Nabi Adam as pergi
menemui Allah Taala. Allah Taala berfirman kepadanya: “Wahai Adam!
Bangunlah dan hantarkan anak-anakmu ke neraka!”
Nabi Adam as bertanya: “Berapa ramai untukku kirimkan?”
Allah Taala berfirman: Setiap seribu lelaki kamu hantarkan seorang ke syurga, 999 orang ke neraka.”
Allah Taala berfirman lagi:
“Wahai Adam! Sekiranya Aku tidak melaknat orang yang berdusta dan Aku haramkan pembohongan, nescaya Aku akan mengasihi anakmu keseluruhannya. Akan, tetapi, Aku telah janjikan syurga bagi orang yang mentaatiKu Neraka pula bagi orang yang menderhakaiKu Aku tidak akan memungkiri janji Wahai Adam! Berhentilah di sisi Mizan (timbangan). Sesiapa yang mempunyai berat pada kebaikannya daripada dosanya walaupun seberat biji sawi, bawalah dia untuk memasuki syurga tanpa perlu berunding denganKu! Sesungguhnya Aku telah menjadikan bagi mereka, satu kejahatan dengan satu dosa. Manakala satu kebaikan dengan sepuluh pahala agar memberitahu mereka bahawa, sesungguhnya Aku tidak akan memasukkan mereka ke dalam neraka melainkan setiap yang kembali akan dikembalikan dengan dosa bagi orang yang melampaui batas.”
“Wahai Adam! Sekiranya Aku tidak melaknat orang yang berdusta dan Aku haramkan pembohongan, nescaya Aku akan mengasihi anakmu keseluruhannya. Akan, tetapi, Aku telah janjikan syurga bagi orang yang mentaatiKu Neraka pula bagi orang yang menderhakaiKu Aku tidak akan memungkiri janji Wahai Adam! Berhentilah di sisi Mizan (timbangan). Sesiapa yang mempunyai berat pada kebaikannya daripada dosanya walaupun seberat biji sawi, bawalah dia untuk memasuki syurga tanpa perlu berunding denganKu! Sesungguhnya Aku telah menjadikan bagi mereka, satu kejahatan dengan satu dosa. Manakala satu kebaikan dengan sepuluh pahala agar memberitahu mereka bahawa, sesungguhnya Aku tidak akan memasukkan mereka ke dalam neraka melainkan setiap yang kembali akan dikembalikan dengan dosa bagi orang yang melampaui batas.”
Nabi Adam as berkata:
“Tuhanku! Penguasaku! Engkau lebih utama bagi menghisab berbanding aku.
Hamba itu adalah hambaMu dan Engkau Maha Mengetahui sesuatu yang
ghaib!”
Allah Taala menyeru:
“Wahai Muhammad! Bawalah umatmu untuk dihisab dan lintaskan mereka di
atas Sirat yang dilebarkan. Panjangnya sejauh 500 tahun perjalanan.”
Malaikat Malik
berdiri di pintunya (neraka). Dia menyeru: “Wahai Muhammad! Sesiapa yang
datang dari umatmu dan bersamanya ada perlepasan dari Allah Taala, maka
dia akan terselamat. Sekiranya sebaliknya maka, dia akan terjatuh di
dalam neraka. Wahai Muhammad! Katakan kepada orang yang diringankan agar
berlari! Katakan kepada orang yang diberatkan agar berjalan!”
Nabi Muhammad SAW
bersabda kepada malaikat Malik: “Wahai Malik! Dengan kebenaran Allah
Taala ke atasmu, palingkanlah wajahmu dari umatku sehingga mereka dapat
melepasi! Jika tidak, hati mereka akan gementar apabila melihatmu.”
Malaikat Malik
memalingkan mukanya dari umat Nabi Muhammad SAW. Umat Nabi Muhammad SAW
telah di pecahkan kepada sepuluh kumpulan. Nabi Muhammad SAW mendahului
mereka lalu bersabda kepada umatnya: “Ikutlah aku wahai umatku di atas
Sirat ini!”
Kumpulan pertama
berjaya melintasi seperti kilat yang memancar. Kumpulan kedua melintasi
seperti angin yang kencang. Kumpulan ketiga melintasi seperti kuda yang
baik. Kumpulan yang keempat seperti burung yang pantas. Kumpulan yang
kelima berlari. Kumpulan keenam berjalan. Kumpulan ketujuh berdiri dan
duduk kerana mereka dahaga dan penat. Dosa-dosa terpikul di atas
belakang mereka.
Nabi Muhammad SAW
berhenti di atas Sirat. Setiap kali, baginda SAW melihat seorang dari
umatnya bergayut di atas Sirat, baginda SAW akan menarik tangannya dan
membangunkan dia kembali. Kumpulan kelapan menarik muka-muka mereka
dengan rantai kerana terlalu banyak kesalahan dan dosa mereka. Bagi yang
buruk, mereka akan menyeru: “Wahai Muhammad SAW!”
Nabi Muhammad SAW berkata: “Tuhan! Selamatkan mereka! Tuhan! Selamatkan mereka!
Kumpulan ke sembilan
dan ke sepuluh tertinggal di atas Sirat. Mereka tidak diizinkan untuk
menyeberang. Dikatakan bahawa, di pintu syurga, ada pokok yang mempunyai
banyak dahan. Bilangan dahannya tidak terkira melainkan Allah Taala
sahaja yang mengetahui. Di atasnya ada kanak-kanak yang telah mati
semasa di dunia ketika umur mereka dua bulan, kurang dan lebih sebelum
mereka baligh. Apabila mereka melihat ibu dan bapa mereka, mereka
menyambutnya dan mengiringi mereka memasuki syurga. Mereka memberikan
gelas-gelas dan cerek serta tuala dari sutera. Mereka memberi ibu dan
bapa mereka minum kerana kehausan kiamat. Mereka memasuki syurga
bersama-sama.
Hanya tinggal, kanak-kanak yang belum melihat ibu dan bapa mereka. Suara tangisan mereka semakin nyaring.
Mereka berkata: “Aku mengharamkan syurga bagi diriku sehingga aku melihat bapa dan ibuku.”
Mereka berkata: “Aku mengharamkan syurga bagi diriku sehingga aku melihat bapa dan ibuku.”
Kanak-kanak yang
belum melihat ibu dan bapa mereka telah berkumpul. Mereka berkata: “Kami
masih di dalam keadaan yatim di sini dan di dunia.”
Malaikat berkata
kepada mereka: “Bapa-bapa dan ibu-ibu kamu terlalu berat dosa mereka.
Mereka tidak diterima oleh syurga akibat dosa mereka.”
Mereka terus menangis
malah lebih kuat dari sebelumnya lalu berkata: “Kami akan duduk di
pintu syurga moga-moga Allah Taala mengampuninya dan menyatukan kami
dengan mereka.”
Demikianlah! Orang
yang melakukan dosa besar akan dikurung di tempat pembalasan yang
pertama oleh mereka iaitu Sirat. Ia dipanggil “Tempat Teropong.”
Kaki-kaki mereka akan tergantung di Sirat.
Nabi Muhammad SAW
melintasi Sirat bersama orang-orang yang soleh di kalangan yang
terdahulu dan orang yang taat selepasnya. Di hadapannya, ada
bendera-bendera yang berkibaran. Bendera Kepujian berada di atas
kepalanya.
Apabila bendera baginda menghampiri pintu syurga, kanak-kanak akan meninggikan tangisan mereka. Rasulullah SAW bersabda:
“Apa yang berlaku pada kanak-kanak ini?” Malaikat menjawab: “Mereka menangis kerana berpisah dengan bapa dan ibu mereka. “Nabi SAW bersabda: “Aku akan menyelidiki khabar mereka dan aku akan memberi syafaat kepada mereka, Insya Allah.”
“Apa yang berlaku pada kanak-kanak ini?” Malaikat menjawab: “Mereka menangis kerana berpisah dengan bapa dan ibu mereka. “Nabi SAW bersabda: “Aku akan menyelidiki khabar mereka dan aku akan memberi syafaat kepada mereka, Insya Allah.”
Nabi Muhammad SAW
memasuki syurga bersama umatnya yang berada di belakang. Setiap kaum
akan kekal didalam rumah-rumah mereka. Kita memohon kepada Allah Taala
agar memasukkan kita di dalam keutamaan ini dan menjadikan kita
sebahagian daripada mereka.
Langganan:
Postingan (Atom)